Renungan Malam 14 April 2019

GB.126 : 1 – Berdoa

Yohanes 12 : 12 – 19
” ….. ..Kamu lihat sendiri, bahwa kamu sama sekali tidak berhasil, lihatlah seluruh dunia datang mengikuti Dia” (ay.19)

Sejak peristiwa kebangkitan Lazarus, popularitas kaum Farisi mulai memudar dan nama Yesus makin bersinar. Keadaan ini membuat mereka menjadi marah dan makin membenci Yesus. Orang banyak Iebih tertarik melihat mujizat dan tanda ajaib yang Yesus Iakukan dibanding Hukum Taurat kaum Farisi. Pada satu sisi, kaum Farisi mencari cara dan jalan agar Yesus tidak menjadi pusat perhatian khalayak ramai. Segala usaha dilakukan kaum Farisi untuk menjatuhkan Yesus dan mencari-cari kesalahan yang Yesus perbuat. Pada sisi Iain, orang-orang Yahudi termasuk murid Yesus berpikir bahwa Yesus adalah Mesias yang datang untuk menyelamatkan orang-orang Yahudi dari pemerintahan Romawi. Oleh karena itu mereka terus mengikuti Yesus dengan harapan bahwa pembebasan akan mereka miliki. Namun, konsep mesianik yang dipahami Yesus berbeda dengan pandangan Yahudi.

Dalam perjalanan peiayanan-Nya dari Bethania, Yesus menuju ke kota Yerusalem. Kota pusat peribadahan Yahudi yang menunjukkan identitas keyahudian di mana berkumpulnya kaum Farisi, ahli-ahli Taurat dan Yahudi militan. Yesus datang kesana dan Yesus tahu bahwa ia berada di tengah-tengah orang-orang yang membenci-Nya. Yesus datang bukan meningkatkan popularitas. Bukan mencari dukungan yang Iebih kuat melawan kaum Farisi dan ahli Taurat, melainkan menciptakan damai di tengah kesesakan dan beban hidup.

Seorang Pendamai (Yesus) menghadapi orang-orang yang berusaha menghambat upaya menciptakan damai dengan berbagai cara (representasi dari para Farisi). Beranikah kita seperti Yesus? Datang kepada orang yang membenci kita dan menawarkan damai?
Datang menawarkan damai kepada orang yang telah berlaku arogan dan kasar dengan kita. Keberanian berdamai dengan orang yang membenci, membutuhkan kerendahan hati dan bukan ke-kerasan hati yang membatu.

GB. 126 : 2

Doa : (Tuhan, tolong saya untuk memiliki kerendahan hati agar dapat membangun damai dengan orang-orang yang membenci)