Renungan Pagi 17 April 2019

KJ.320 : 1 -Berdoa

Yohanes 13: 1 – 11
“…..Barangsiapa telah mandi, ia tidak usah membasuh diri lagi selain membasuh kakinya, karena ia sudah bersih seluruhnya… (ay.10)

Narasi pembasuhan kaki berlatar belakang prapaskah. Murid-murid berkumpul bersama Yesus untuk makan malam Dalam suasana makan malam, Yesus mulai membasuh kaki murid-murid-Nya dengan air dan mengeringkannya dengan handuk. Dalam proses pembasuhan kaki, terjadi pembalikan total yang dilakukan Yesus yakni dari status tuan menempatkan diri sebagai hamba. Tindakan tersebut menggambarkan tentang kesederhanaan dan tindakan perhambaan yang didasarkan pada kasih.

Makna tindakan Yesus muncul dalam dialog dengan Petrus. Dialog Yesus dan Petrus merupakan gambaran tentang pribadi yang lebih mendalami makna pelayanan versus pribadi yang mempenahankan status quo. Ketika Yesus mencoba membasuh kaki Petrus, Petrus menolak tindakan Yesus walaupun Yesus telah memberikan penjelasan kepada Petrus. Yesus mengatakan bahwa seorang murid baru menjadi murid jika ia telah mengalami pembersihan yang muncul dari kasih Kristus. Penegasan Yesus membuat Petrus ingin seluruh tubuhnya dibasuh. Mengapa Petrus meminta itu? Sebab Petrus memahan pelayanan sebagai kekuasaan. Kekuasaan sama dengan pelayanan Petrus memandang menurut tradisi hirarki yang telah membuatnya tuli terhadap perkataan Yesus. Petrus berpikir soal status dibanding soal pelayanan dalam pandangan Yesus.

Hari ini kita akan mengikuti proses pilpres (pemilihan presiden) dan pileg (pemilihan legislatif). Yohanes menuntun kita agar kita memilih pemimpin negara seperti model Yesus, pemimpin mengu tamakan pelayanan yang aktual bagi banyak orang, dan bukan
karena mempertahankan status quo. Pemimpin yang mengutamakan pelayanan bagi kesejahteraan masyarakat dibanding kesejahteraan pribadi. Mintalah hikmat Tuhan ketika saudara berada di TPS (Tempat Pemungutan Suara) untuk memilih pemimin dengan memperhatikan rekam jejak dan integritasnya pada kemajemukan serta toleransi. Lima menit di kotak suara menentukan lima tahun nasib negara kita.

KJ. 320 : 2

Doa : (Ya Tuhan, berilah hikmat agar dapat memilih pemimpin negara yang Engkau kehendaki)