Renungan Malam 18 April 2019

GB.284 : 1 – Berdoa

Matius 26 : 57 – 68
“Lalu mereka meludahi muka-Nya dan meninju-Nya; orang-orang lain memukul Dia”(ay.67)
Jika kita diperhadapkan pada penghakiman massal apa yang kita lakukan? Apakah kita akan melakukan pembelaan diri dan mem berikan penjelasan kepada khalayak ramai bahwa kita tidak bersalah? Mari kita melihat sikap Yesus dalam paparan Matius. Sidang yang merupakan hasil persekongkolan beberapa anggota Sanhedrin merupakan upaya rekayasa mencari kesalahan palsu dalam diri Yesus. Kekerasan massal dilakukan banyak orang dibawah pimpinan Sanhedrin (terdlrl dari kaum awam, Saduki dan Farisi) dan itu dianggap sebagai sebuah kebenaran karena Yesus dianggap telah menghujat Allah. Kekerasan atas nama Tuhan
dibawah pimpinan para imam dianggap sebagai sebuah kebenaran. Yesus menghadapi mereka sendirian. Yesus rela diludahi muka-Nya.

Yesus ditinju dan dipukul banyak orang. la hanya diam. Ia tidak melawan. Ia juga tidak membela diri atau marah, Meskipun Yesus tahu bahwa kesaksian yang disampaikan kepada Kayafas adalah kesaksian palsu dan hasil persekongkolan beberapa oknum Sanhedrin. Meludahi dalam pandangan Yahudi adalah bentuk penghinaan. Meninju dan memukul sebagai bentuk ejekan. Perbuatan para Sanhedrin berhasil. Perbuatan buruk ltumerupakan
penggenapan tentang Mesias yang jadi alasan kematian Krlstus.

Dalam realitas kehidupan, persekongkolan bisa terjadl untuk menjatuhkan orang percaya agar reputasinya menjadi buruk dan berlabel sebagai orang yang salah. Sebagai orang percaya, kita harus tetap memberitakan kabar damai kepada orang lain. Mari minta kekuatan dan hikmat dari Allah ketika orang lain menghina dan mengejek meskipun kita tidak bersalah sebagaimana yang dialami oleh Yesus, Tuhan kita.

GB. 284 : 2

Doa : (Tuhan, berilah kami hikmat ketika kami dihakimi dan ditempatkan pada posisi yang salah)