Renungan Malam 20 April 2019

GB.242 : 1 -Berdoa

Yohanes 19 : 38 – 42
Mereka mengambil mayat Yesus, mengapaninya dengan kain lenan dan membubuhinya dengan rempah-rempah… (ay.40)

Seperti disampaikan pada renungan pagi, bahwa bagi orang Yahudi, mereka yang telah dihukum mati tidak boleh dibiarkan tergantung di tiang tetapi harus dikuburkan hari itu juga. Konsep ini, memengaruhi cara berpikir Yusuf dan Nikodemus.

Mereka berdua memiliki perhatian khusus terhadap mayat Yesus sebagai wujud kasih dan kesetiaan mereka kepada Yesus. Mereka berdua adalah anggota Sanhedrin, akan tetapi mereka adalah murid Yesus secara diam-diam. Kematian Yesus memberikan keberanian kepada Yusuf dan Nikodemus, mengajukan permohonan kepada Gubernur Romawi guna mendapatkan tubuh Yesus. Mereka mempersiapkan mayat Yesus untuk dikubur.

Selama perjalanan pelayanan Yesus, kedua laki-laki ini tidak pernah diceritakan peranannya. Namun ketika Yesus mati, mereka muncul sebagai orang-orang yang memiliki perhatian khusus pada Yesus dan meminta ijin mengambil mayat-Nya. Mereka menyiapkan penguburan Yesus dan membubuhi dengan rempah-rempah serta mengafani Yesus. Kubur untuk Yesus adalah kubur baru yang belum pernah dipakai siapa pun. Kematian Yesus yang penuh kasih menempatkan Yesus sebagai Sang Raja yang ditinggikan. Kuasa salib telah mengubah seorang pengecut seperti Yusuf dan Nikodemus menjadi seorang pemberani. Mereka yang ragu-ragu ini menjadi orang yang dapat mengambil keputusan penting bagi Yesus.

Kesetiaan pada Yesus merupakan hal yang sangat diinginkan Allah dalam kehidupan orang percaya. Kita sudah mengenal salib Kristus. Salib mengubah karakter kita yang penakut menjadi pemberani. Karakter yang ragu-ragu menjadi pribadi yang berani mengambil keputusan bagi Yesus. Salib mengubah karakter hidup orang yang bersedia membuka dirinya bagi Yesus.

GB.242 : 2

Doa : (Ya Tuhan, berilah kepada kami keberanian untuk menyaksikan kemurahan-Mu dalam kehidupan setiap hari