Renungan Malam 25 April 2019
GB.46 – Berdoa

Yohanes 21 : 7 – 14
“penuh ikan-ikan besar: seratus lima puluh tiga ekor banyaknya, dan sungguhpun sebanyak itu, jala itu tidak koyak.” (ay.11).

lnjil Yohanes banyak mengangkat kata-kata kiasan yang diucapkan oleh Tuhan Yesus, misalnya: air, roti, terang, gembala dan lain-lain. Dengan banyaknya kiasan pada lnjil ini, ada beberapa tokoh gereja yang menafsirkan lnjil Yohanes secara alegoris. Alegoris sendiri adalah cara menafsir yang memaknai sesuatu sebagai simbol yang punya makna khusus.

Hieronymus, Bapa Gereja yang hidup pada tahun 300-an, pernah mengangkat soal angka 153 ekor ikan yang ditangkap oleh para murid. Menurutnya, angka ini menunjuk padajumlahjenis ikan di seluruh dunia, sebagaimana yang diketahui para nelayan di masa itu tentunya. Oleh karena itu, angka 153 merupakan simbol dari berbagai kelompok manusia yang ada di seluruh dunia. Sedangkan jala tempat ikan-ikan itu terperangkap, adalah simbol dari gereja.
Dengan demikian, makna dari 153 ikan yang tertangkap di dalam jala adalah umat Tuhan yang terhimpun di dalam gereja-Nya yang berasal dari seluruh dunia.

Pesan ini sangat kuat karena mengandung suatu keyakinan tentang buah dari pemberitaan lnjil yang dilakukan oleh gereja. Selain itu, pesan ini juga menunjukkan jangkauan dari pelayanan gereja yang meliputi seluruh dunia dengan berbagai macam manusia serta
persoalan yang dihadapinya.

Kita sebagai gereja-Nya mewarisi tugas pengutusan yang diberikan Tuhan kepada para murid. Sebagai persekutuan orang percaya yang bersifat misioner, maka pandangan kita sudah sepatutnya diarahkan keluar, bukan hanya kedalam. Dengan angka 153, Tuhan mau mengingatkan kita untuk menghadirkan damai sejahtera yang dapat dinikmati oleh setiap manusia dengan segala persoalan yang dihadapinya.

Mampukah kita melakukan itu? Kalau mampu, mengapa Yesus mesti repot-repot datang ke danau Tiberias?

GB.284: 1

Doa : (Ya Tuhan, pakailah aku sebagai alat-Mu dalam menyebarkan kasih-Mu dan damai sejahtera-Mu kepada dunia)