Renungan Malam 12 Mei 2019

GB. 207:1,2

Matius 6 : 25 – 29
“Janganlah kamu kuatir akan hidupmu, akan apa yang akan kamu makan atau minum” (ay 25)

Pagi tadi kita telah diajak merenungkan tentang Allah dan mamon. Di dalamnya Yesus memanggil kita untuk memilih menyembah Allah atau Mamon. Malam ini renungan panggilan Yesus kepada murid-murid-Nya termasuk kita untuk jangan kuatir. Kuatir adalah rasa takut (cemas, gelisah) terhadap sesuatu yang belum diketahui dengan pasti. Kekuatiran dapat melanda siapa saja dan terhadap apa saja. Orang kuatir terhadap masa depannya, terhadap kesehatannya, terhadap pendidikannya atau usaha dan kerjanya, dan seterusnya. Terhadap semuanya itu, Tuhan Yesus memanggil untuk jangan kuatir terhadap apa yang manusia butuhkan. Yesus melihat bahwa umurnya kita selalu menguatirkan tentang kebutuhan hidup kita seperti makanan, minuman, pakaian.

Pangilan Yesus ini mungkin menjadi sesuatu yang aneh bagi kita pada saat ini di tengah realita sekolah mahal, bisnis suram, BBM naik, gaji tidak ikutan naik, pemutusan hubungan kerja dimana-mana, lapangan kerja semakin sulit, umur semakin beranjak masuk usia tidak produktif lagi, semua itu menjadi pertanyaan yang belum terjawab bahkan semakin menambah beban kekuatiran . Realita yang dihadapi orang-orang pada zaman Yesus juga menimbulkan berbagai tanya yang muncul dari kekuatiran mereka. Bagaimana tidak kuatir ? Nyatanya Tuhan sudah tidak bertindak selama ratusan tahun. Romawi brutal dan pajak mencekik, imam-imam mereka bekerja sama main mata, berkompromi dengan penuasa politik setempat. Terhadap pertanyaan dan kekuatiran itu Tuhan Yesus memberi jawaban yang tepat bagi mereka dan bagi kita di sini.

Yesus mengajak pengikut-Nya untuk memperhatikan alam sekitar, burung yang tidak bekerja, rumput, bunga bakung yang tidak memintal, tetapi diberi makan dan dihiasi dengan indah. Semua hanya sementara adanya, tetapi diperhatikan oleh Bapa. Tentunya kita yang sedemikian berharga dimata Tuhan, kita yang dikasihiNya diperhatikan lebih dari pada semua itu. Oleh karena itu jangan kuatir tetapi marilah berharap selalu kepada Tuhan dengan tetap mengerjakan apa yang Tuhan perintahkan kepada kita.

GB. 207 : 4,5

Doa : (Ya Tuhan ajar kami untuk tidak kuatir atas hidup ini, tetapi tetapi selalu berharap pada kasihMu) \