Renungan Pagi 18 Mei 2019
KJ.209 : 1,3 – Berdoa
Yunus 2 : 7 – 9
“…dengan ucapan syukur akan kupersembahkan korban kepada-Mu; apa yang kunazarkan Alan kubayar”(ay.9)
Kalangan Kristen sering mempersalahkan Yunus, karena melarikan diri dari tugas yang diperintahkan Tuhan! Namun, jangan cepat mencap Yunus sebagai nabi pembangkang, kurang bertanggungjawab, malas, kurang percaya, tidak taat dan senang jika orang lain dihukum. Justru hal ini harus menjadi perenungan kita: Siapa diantara kita yang tidak pernah melarikan diri dari panggilan Kekristenan kita? Apakah kita selalu siap sedia dimana dan kapan pun menjadi saksi TUHAN dalam perkataan dan perbuatan? Apakah pengakuan kita “ya dengan segenap hatiku, aku mau melayani Tuhan” dijalani dengan setia dan sebulat hati? Itulah juga keadaan manusiawi Yunus. Terkadang kitapun diproses Tuhan sedemikian rupa seperti Yunus yang pada akhirnya sadar bahwa kasih TUHAN itu ditujukan kepada seluruh bangsa, kepada siapa saja yang mau bertobat dan kembali pada-Nya serta bersedia melanjutkan misi TUHAN tersebut!
Yunus merefleksikan kembali pengalaman spiritualitasnya lewat doa syukur ketika dibuang ke pusat lautan dan air melingkupinya. Ia pun merasa terusir dari hadapan Tuhan, ketika air laut mengancam nyawanya dan nyaris mati. Saat jiwanya letih lesuh, teringatlah ia pada TUHAN, lalu berseru dan berserah pada-Nya didalam doa.
Ada saatnya dalam hidup ini kita merasa seperti dibuang/tersingkir, ditinggalkan sendiri dan nyaris tewas. Dalam situasi dan kondisi seperti itu, siapakah yang kita ingat dan yang mau mengingat kita? Ketika kita memilih berseru dan memanggil nama TUHAN, Ia tidak akan meninggalkan kita, terutama ketika kita setia melaksanakan tugas panggilan dan pengutusan-Nya. Ibrani 10:38, “ … orang-Ku yang benar akan hidup oleh iman, dan apabila ia mengundurkan diri, maka Aku tidak berkenan kepadanya.” Akhirnya Yunus bersyukur dan apa yang sudah dinazarkan/dijanjikan kepada Tuhan dilaksanakannya. Orang yang mengucap syukur berarti menempatkan TUHAN pada posisi yang sebenarnya dan orang yang bernazar/berjanji kepada TUHAN harus menepatinya dengan setia.
GB.105 : 1,3
Doa : (Ya TUHAN, tolonglah kami mewujudkan nazar yang telah kami ucapkan kepada-Mu, agar kami selalu menjadi orang yang terberkati)