Renungan Pagi 28 Mei 2019
GB 284 : 1 – Berdoa
Imamat 19 : 1 – 10
“Pada waktu kamu menuai hasil tanahmu, janganlah kau sabit ladangmu habis-habis sampai ketepinya, Dan janganlah kau pungut apa yang ketinggalan dari penuaianmu. Juga sisa-sisa buah anggurmu janganlah kau petik untuk kedua lalunya…. (ay.9,10)
Seorang tokoh dari daerah Nyiur Melambai, Manado, bernama: DR. Sam Ratulangi pernah berkata: “Si Tou Timou Tumou Tou”, artinya: “Manusia memanusiakan sesama manusia”; atau biasa diartikan sebagai “orang hidup harus menghidupkan orang lain”. Motto ini telah menjadi falsafa hidup masyarakat Minahasa. Bahwa seseorang hidup bukan hanya untuk dirinya semata, melainkan dia berkewajiban untuk membantu orang lain dalam kesusahannya.
Hal itulah yang sangat ditekankan dalam agama Yahudi. Agama Yahudi yang dikenal sebagai agama legalistik memahami bahwa aturan-aturan dalam hukum Taurat dibuat bertujuan untuk mengatur kehidupan umat agar mereka hidup dalam kekudusan. Artinya, hidup sesuai dengan yang Tuhan kehendaki. Pola hidup yang berbeda dengan Pola hidup bangsa-bangsa di sekitarnya. Karena itu mereka disebut sebagai umat yang kudus, dari kata Ibrani qadosy artinya: dipisahkan, disendirikan, dikhususkan untuk melakukan kehendak Tuhan. Salah satu pola hidup yang dikedepankan adalah harus memperhatikan orang miskin. Orang miskin harus disejahterahkan. Bagaimana caranya? Kalau mereka panen gandum, janganlah mereka menyabit gandum tersebut sampai bersih. Mereka harus meninggalkan yang ditepinya; dan jika ada yang tertinggal dari sabitan,tidak boleh diambil. Kenapa? Karena itu bagian orang miskin.
Orang percaya dipanggil bukan hanya untuk menghidupkan diri sendiri dan keluarganya, tetapi harus menghidupkan orang lain juga. Orang percaya harus mampu memanusiakan sesama manusia. Karena itu mari buka tangan lebar-lebar untuk membantu orang-orang dalam kesusahannya agar mereka beroleh sejahtera dan mereka pun akan memuliakan Tuhan. Prinsip sesungguhnya membantu orang miskin sepaya terjadi kesimbangan. Tapi yang lebih utama lagi melayani orang miskin berarti melayani Tuhan (Mat. 25:40).
GB. 284 : 3
Doa : (Tuhan ajar Kami untuk mau menjadi saluran berkat-Mu bagi orang lain agar mereka merasakan kesejahteraan hidup)