Renungan Malam 31 Mei 2019
GB.117 : 1 – Berdoa
Ulangan 24 : 17 – 18
Haruslah kauingat, bahwa engkaupun dahulu budak di Mesir dan engkau ditebus TUHAN, Allahmu, dari sana; itulah sebabnya aku memerintahkan engkau melakukan hal ini” (ay.18)
Satu kisah dari Tiongkok tentang perjalanan hidup seorang anak muda dari desa yang kuliah di kota dengan uang pas-pasan. Singkat cerita, saat perkuliahan selesai, untuk menghemat keuangan, dia mendatangi rumah makan untuk makan. Dia memesan nasi diberi kuah saja. Suami isteri pemilik warung berbelaskasih terhadapnya. Mereka yakin anak ini dari desa. Selesai makan anak muda itu pesan makanan: nasi diberi kuah untuk makan siang besok di kampus. Pemilik warung melayaninya. Tanpa sepengetahuannya di bawah nasi dan kuah si pemilik rumah makan menaruh sepotong daging dan telur. Ketika anak muda itu membayar sang pemilik warung berpesan supaya besok kembali lagi. Hal itu terjadi terus setiap hari sampai anak muda tersebut selesai kuliah.
Suatu hari, pemerintah melayangkan surat kepada pemilik rumah makan bahwa rumah makan akan digusur. Mereka panik. Dalam suasana bingung masuklah seorang pemuda memperkenalkan diri sebagai wakil direktur perusahaan. Dia disuruh oleh direktur untuk mengundang suami-isteri tersebut membuka kantin di perusahaannya. Merekapun bertanya siapa direktur tersebut. Laki-laki itu menjawab kalian adalah penolong direktur kami melalui dendeng dan telur. Tiba-tiba muncullah pemuda yang saat kuliah hanya memesan semangkuk nasi putih. Apa yang dilakukan pemuda ini sebagai bentuk rasa terimakasihnya kepada pemilik rumah makan. Dia merasa tanpa bantuan mereka tidak mungkin ia dapat menyelesaikan kuliahnya.
Di daratan Moab, Musa menasehati bangsa Israel agar jangan “Bak kacang lupa kulitnya”. Ketika nantinya tiba di tanah perjanjian, mereka tidak boleh melupakan orang miskin. Karena mereka juga dulunya adalah orang asing di Mesir.
Setiap orang pasti pernah dibantu orang lain. Mungkin dia tidak bisa membalas secara langsung kepada orang yang pernah membantunya. Tetapi paling tidak itulah yang selalu memotivasi dia untuk selalu mau berbuat baik.
GB.126 : 2
Doa : (Tuhan ingatkan kami bahwa kami berada pada keadaan sekarang karena pernah dibantu orang. Kesadaran itulah yang memotivasi kami untuk mau berbuat baik kepada sesama)