Renungan Pagi 1 Juni 2019

KJ.367 : 1 – Berdoa

Matius 9 : 9 – 13
Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa (ay.13)

Inti ibadah adalah menyenangkan hati Tuhan. Bagi orang Yahudi menyenangkan hati Tuhan dipahami ketika mereka mampu mempersembahkan persembahan kepada Tuhan dari ternak yang berkualitas di Bait Allah. Biasa disebut ternak yang tambun. Begitu pentingnya makna persembahan bagi orang Yahudi maka mempersembahkan persembahan dari ternak yang tambun seakan-akan dijadikan sebagai ajang perlombaan untuk mendapat gelar “orang benar”. Dari pemahaman dan praktek demikianlah akhirnya muncul kesombongan rohani. Ketika merasa sebagai orang benar, mereka pun memandang orang lain sebagai orang yang tidak benar, najis dan berdosa.

Bagi Yesus yang disebut orang benar itu bukan saja karena mempersembahkan korban, tetapi mau berbelas kasihan kepada orang lain. Hal tersebut dikatakan-Nya dengan mengutip Hosea 6:6 saat berdialog dengan orang Farisi. Orang Farisi yang menganggap diri sebagai orang benar mencela tindakan Yesus memanggil Matius, berkumpul dan makan di rumah Matius. Orang Farisi memberi label sebagai orang berdosa kepada pemungut cukai, seperti Matius karena dianggap pemeras dengan mengambil pajak yang berlebihan. Mendengar celaan orang Farisi, Yesus menjawab “Justru orang sakit yang membutuhkan tabib”. Yesus tidak membenarkan dosa-dosa pemungut cukai tetapi bukan berarti mereka harus dijauhi. Yesus berbelas kasih kepada mereka karena itu Ia mendekati dan merangkul mereka.

Berbelas kasihan atau welas asi kepada sesama dalam situasi apapun merupakan model hidup yang harus ditumbuhkan. Tak boleh sombong rohani. Tak boleh menganggap orang lain rendah dan menjauhkan mereka tatkala diketahui mereka melakukan kesalahan. Justru dalam keadaan seperti itu mereka harus didekati, dirangkul dalam cinta kasih yang tulus sehingga mereka merasa damai sejahtera. Bukan dibenci dan dijauhi. Karena kebencian tidak bisa mengubah sikap buruk seseorang, tetapi kebaikan bisa mengubah perilaku buruk seseorang.

KJ. 367 : 6

Doa : (Tuhan mampukan kami berbelas kasihan kepada sesama agar mereka beroleh sejahtera