Renungan Malam 6 Juni 2019

KJ.453 : 1,2 – Berdoa

Roma 12 : 9 – 21
Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat. (ay.10)

Gotong royong dalam kehidupan berbangsa dan bernegara adalah keniscayaan. Kita bersyukur bahwa nilai-nilai luhur untuk saling membantu saudara yang dalam kesusahan atau kemalangan begitu mendarah daging dalam semua warga bangsa. Ketika banjir datang menerjang sebuah desa atau kota, dengan mudah seluruh elemen masyarakat terlibat dalam upaya meringankan beban sesama.

Kasih yang dianugerahkan Tuhan Yesus, bukan dinikmati sendiri. Kasih Yesus semestinya dilakukan otentik sebagaimana Tuhan Yesus mengasihi semua orang dari berbagai kepercayaan dan latar belakang. Kasih yang otentik tidak boleh dibatasi hanya buat kalangan sendiri. Memanipulasi kebaikan orang lain agar memperoleh keuntungan pribadi. Selalu berusaha menjadi berkat bagi banyak orang yang ada di sekitar hidup kita.

Berbuat baik hany kepada mereka yang satu kepercayaan, hanya menciptakan konflik sosial. Saudara kita yang kurang beruntung, hendaknya memperoleh perhatian dan pelayanan dari gereja Tuhan baik lewat bantuan sembako, pengobatan gratis, beasiswa pendidikan atau rehabilitasi bagi korban bencana alam. Sebagai warga gereja kita tidak boleh berdiam diri. Kita perlu bekerja sama dengan berbagai pihak membagikan berkat Tuhan. Tindakan kebaikan yang dialami banyak orang, justru membawa sukacita bagi sesama. Mereka dapat menceritakan bahwa hidup mereka diberkati Tuhan. Kasih Tuhan bukan sesuatu yang abstrak. Kasih Tuhan bukan cerita ribuan tahun lampau. Kasih Tuhan nyata saat kita membuka tangan membantu dan turut menangis di tengah duka saudara kita akibat bencana alam yang merenggut orang-orang yang mereka cintai.

KJ.453 : 3,4

Doa : (Mampukan kami peduli kepada saudara kami yang mengalami musibah dan menolong mereka agar mereka alami kasih Tuhan yang besar)