Renungan Malam 20 Juni 2019

KJ.433 : 1 – Berdoa

2 Korintus 8 : 10 – 15
……………Tetapi supaya ada kesimbangan (ay.13)

Mother Teresa (1910-1997), pendiri ordo Misionaris Cinta Kasih pernah berkata: “Kebaikan yang engkau lakukan hari ini mungkin saja besok sudah dilupakan orang; bagaimanapun berbuat baiklah”.

Belajar dari cara dan motivasi memberi dari jemaat Makedonia dalam hal mengumpulkan uang untuk diberikan kepada jemaat-jemaat yang membutuhkan, Paulus memakai metode “mengirim bau”. Paulus tidak menekan jemaat dalam memberi dengan berbagai-bagai aturan-aturan yang memberatkan. Ia menggunakan bahasa yang lembut, seperti imbauan-imbauan.

Paulus selalu mendasarkan hal tersebut pada karya Yesus Kristus. Paulus lakukan bukan “memaksa” para pembacanya untuk memberi. Ia mengingatkan jemaat di Korintus bahwa imbauannya tidak boleh dipandang sebagai suatu paksaan. Paulus sedang “menguji” ketulusan dan keikhlasan kasih dari jemaat Korintus, bahwa kasih yang mereka berikan bukan hanya ditunjukan kepada Paulus, tetapi juga kepada seluruh orang percaya. Paulus mengingatkan jemaat Korintus bahwa mereka telah mengenal kasih Kristus, yaitu Yesus Kristus menjadi miskin karena mereka, sekalipun Ia kaya, agar jemaat menjadi kaya dalam segala perbuatan baik.

Perikop kita hari ini mengandung pelajaran yang sangat bermakna, yaitu bagaimana pemberian secara Kristiani. Membantu sesama tanpa memperhitungkan balas jasa ataupun ucapan terima kasih adalah salah satu aspek dari kemurahan hati. Sifat kemurahan hati adalah karakter dari Yesus yang tetap berbuat baik, bahkan kepada orang yang berlaku jahat kepadanya. Itulah ciri kasih yang sejati. Mother Teresa pernah mengatakan: “Love until it hurts. Real love is always painful and hurts.” Mari kita bercermin pada jemaat Makedonia yang memberi tanpa pamrih dan tanpa syarat. Itulah pemberian Kristiani yang sejati.

KJ.433 : 2

Doa : (Tuhan Yesus ajarkan kami untuk setia memberi, karena engkau sudah lebih dahulu memberi yang terbaik bagi kami)