Renungan Pagi 01 Juli 2019
GB.117 : 1,3 – berdoa
Kisah Para Rasul 5 : 1 – 11
“…Mengapa engkau merencanakan perbuatan itu dalam hatimu? Engkau bukan mendustai manusia, tetapi mendustai Allah”… (ay.4b)
Pentakosta menjadi awal dari beberapa peristiwa menakjubkan kehidupan para pengikut Kristus. Pertama: para murid memiliki keberanian dalam memberitakan Kristus yang bangkit (2:14-40;3:11-26). Kedua, banyak yang merespon pemberitaan Injil dan memberi diri dibaptis (2:41). Ketiga, Roh Kudus juga menyentuh kehidupan jemaat mula-mula menjadi jemaat yang sangat bermurah hati Yang menunjukan kepedulian antara satu dengan lainnya dengan hidup saling berbagi (2:44).
Tidak terkecuali Ananias dan Safira yang ingin mengikuti jejak Barnabas (4:36-37). Pasangan suami istri ini menjual dan mempersembahkan harta benda mereka. Namun sayangnya mereka tidak melakukannya dengan motivasi tulus. Mungkin mereka memberi hanya supaya terlihat “hebat” dimata para rasul, atau hanya mau ikut-ikutan; iko rame kata orang Manado, atau bisa jadi supaya dipuji oleh anggota jemaat yang lain. Mereka bersepakat tidak memberikan seluruh hasil penjualan tanah mereka, melainkan tergoda untuk berbohong demi menahan sebagian hasilnya. Padahal, Nama Ananias berarti Allah itu pemurah, sedangkan Safira itu berarti cantik. Sungguh ironis bahwa hati mereka tidak secantik dan seindah makna dibalik nama yang mereka sandang. Mereka bersekongkol mendustai Roh Kudus dengan berkata bohongkepada rasul Petrus. Jika dibiarkan, perbuatan mereka akan berdampak buruk bagi pertumbuhan tubuh Kristus yang baru seumur jagung tersebut. Oleh sebab itu disini Tuhan tegas menghukum mereka (ay.5). Allah mau menunjukan kekudusan dan keseriusan-Nya terhadap dosa.
Hal yang patut kita renungan disaat merayakan syukur HUT ke-38 Yapendik GPIB, jika jemaat mula-mula karena pekerjaan Roh Kudus bermurah hati “membangun” persekutuan tubuh Kristus, tidak takut miskin karena berbagi, bagaimana dengan kita dalam menopang Yapendik demi masa depan generasi bangsa ini? Sudahkah kita memberikan teladan atau contoh kongkrit bagi anak-anak melalui tutur kata dan perilaku kita? Karya indah Roh Kudus akan terus terpancar melalui mereka yang bersedia dipakai-Nya, untuk menabur kebajikan.
GB. 117 : 10, 12, 13
Doa : (Tuhan Yesus, mampukan aku untuk selalu hidup jujur, takut akan Allah, dan dapat menjadi teladan hidup benar bagi anak-anak kami.)