Renungan Malam 11 Juli 2019
GB.3 : 1 – Berdoa
Keluaran 19 :7 – 9
Seluruh bangsa itu menjawab bersama-sama: “Segala yang difirmankan TUHAN akan kami lakukan……. (ay.8)
Orang Israel mempunyai pandangan bahwa Tuhan adalah sosok yang memberi kebebasan untuk memilih. Tuhan tidak muncul seperti seorang dalang yang memainkan Israel seperti wayang. Ia menawarkan kebebasan kepada mereka. Tapi, kebebasan untuk memilih itu datang dengan harga tertentu. Harganya ialah kesetiaan kepada Tuhan. Bacaan malam ini memperlihatkan jawaban iman dari Israel terhadap perjanjian dari Tuhan.
Setelah Musa menerima perkataan Tuhan di gunung dan memberitahukan kepada tua-tua dari bangsa Israel. Tua-tua di sini menunjuk kepada pemuka-pemuka dari suku Israel. Maka Israel segera menjawab isi perjanjian yang Tuhan tawarkan. Musa sebagai perantara bertugas untuk menyampaikan jawaban itu kembali kepada Tuhan. Dan selanjutnya percakapan antara Tuhan dan Musa. Dalam percakapan itu, Tuhan mengetahui bahwa bangsa Israel tentu perlu bukti akan kehadiran Tuhan atau Teofani (penampakan ilahi). Untuk memenuhi hal itu, Tuhan memberikan tanda yaitu awan tebal supaya Israel mengetahui bahwa Tuhan menyertai mereka. Tanda itu juga merupakan suatu fenomena alam. Dalam Perjanjian Lama, fenomena-fenomena alam seringkali digunakan Tuhan untuk memperlihatkan kehadiran-Nya.
Jawaban Israel terhadap Tuhan juga merupakan jawaban kita sebagai orang Kristen. Sebagai orang Indonesia yang beragama Kristen, kita mempunyai tanggung jawab untuk menjalankan hukum Tuhan. Pada saat yang sama, kita juga berkewajiban menjalankan tugas sebagai warga negara. Keduanya harus beriringan. Kehidupan yang tertib dan damai adalah tugas seorang warga negara. Demikian pula, seorang Kristen harus menghadirkan damai sejahtera kepada sekitarnya. Caranya adalah dengan mengasihi yaitu “Ya, dengan segenap hatiku!”. Pernyataan ini adalah bukti bahwa kita terikat dalam perjanjian dengan Tuhan.
GB.3 : 2,3
Doa : (Tuhan Yesus kuatkanlah kami untuk taat dan setia melakukan kehendak-Mu)