Renungan Pagi 23 Juli 2019
KJ. 423 : 1 – Berdoa
Ulangan 6 : 10 – 15
“…berhati-hatilah, supaya jangan engkau melupakan Tuhan,…”(ay.12)
Tuhan Allah Israel ternyata akan membawa Israel bukan melangkah maju saja tetapi membuat melompat peradaban yang cepat, maju dan bermartabat. Tetapi ingat bahwa lompatan ini terjadi tanpa peran serta Israel sedikitpun. “Bukan aku, TUhan, yang membawa diri pada peradaban maju ini”. Bagaimanapun, sebagai manusia mereka akan berpikir ini adalah pencapaian karena usaha mereka. Saat mereka mulai memasuki peradaban pertanian yang maju, semuanya itu mengenyangkan mereka, tetapi pada saat yang sama membuat mereka melupakan TUHAN yang telah membawa mereka keluar dari Mesir,rumah perbudakan itu.
Satuan kekayaan nomadis seperti jelai, kawanan domba, kawanan lembu sapi, tak disebutkan lagi, oleh sebab mereka bukan sebagai pengembara lagi. Pada saat mengembara, kemiskinan dihadapi sebagai kenyataan yang harus diatasi dengan bersekutu bersama Tuhan secara benar. Pada saat memasuki peradaban pertanian yang maju dan kehidupan perkotaan yang serba lengkap, bahaya yang segera akan menerpa yakni kemiskinan rohani. Hidup menjadi serba materi, visi rohani menjadi pudar. Masyarakat demikian cepat menjadi tidak puas atas apa yang sudah dimiliki lalu menuntut hal yang lebih lagi.
Mari tempatkan diri kita pada posisi Israel yang segera akan masuk peradaban pertanian dan perkotaan yang maju. Jadilah pribadi yang takut akan Tuhan Allah, beribadah, dan bersumpah demi nama-Nya. Apa hubungan antara ibadah dan sumpah? Sangat dekat. Keduanya mengenal Allah dan menyatakan kebenaran Allah. Hoax adalah contoh yang paling dahsyat kini. Hoax terus diulangi tanpa malu dan penuh kemunafikan. Tak tahu lagi apakah itu berlandas agama atau menghadirkan agama semu atau pseido religio yang menyulut emosi keberagamaan yang rendah. Kemajuaan peradaban nampak melahirkan ancaman kemiskinan hubungan dengan Allah. Beribadah kembali kepada-Nya membuat kita dapat mengarahkan peradaban ke arah kedamaian dan kesentosaan.
GB. 287
Doa : (Oleh ketaatan kepada-Mu, perkenankan aku turut membangun peradaban yang indah)