Renungan Malam 5 Agustus 2019

KJ 457 : 1 – Berdoa

Ayub 5 : 8 – 16
“Tetapi aku, tentu aku akan mencari Allah dan kepada Allah aku akan mengadukan perkaraku (ay.8)

Asumsi teman-teman Ayub yang mengunjunginya adalah bahwa penderitaan Ayub merupakan bentuk hukuman Allah atas dosa-dosa Ayub yang mungkin dilakukan secara diam-diam. Jadi ini semacam hukum karma. Maka Elifas, salah seorang teman Ayub memberikan solusi “carilah Allah dan mengadulah kepada Allah.” Saran ini terasa sangat spiritual, tapi keliru dalam hal yang sangat mendasar. Penderitaan Ayub adalah ulah iblis yang iri melihat iman dan kesetiaan Ayub. Tuhan Allah yang tahu kesetiaan Ayub memberikan kesempatan bagi Iblis untuk menyengsarakan Ayub dengan syarat iblis tidak boleh mengganggu nyawa (Ayub 2 : 1 – 7). Iblis sejak awal zaman, memang tidak ingin agar manusia taat kepada Allah. Itulah karakter iblis.

Nyatanya, banyak diantara kita yang memahami iman hanya sebatas hukum karma. Yang melihat derita sesama sebagai kaema atas dosa diam-diam yang diperbuatnya. Ini namanya penilaian separuh jalan. Mengapa? Karena diatas karma masih ada yang namanya pengampunan dan penebusan. Yesus mati disalib bukanlah karena harus menanggung karma atas kesalahan-kesalahanNya. Yesus adalah Allah yang menjelma menjadi manusia untuk menebus dosa kita. Pada titik itu, setiap orang yang menyerahkan hidup untuk diampuni dan ditebus oleh Yesus tidak usah lagi takut akan kena hukum karma.

Malam telah tiba dan hari ini akan berakhir bagi kita. Mari kita serahkan semua yang telah kita lakukan hari ini kepada Tuhan. Yang benar menurut kehendak-Nya akan diberkati, yang salah akan diampuni dan ditebus-Nya. Yang ajaib adalah Tuhan yang mengatur hidup Ayub, adalah Tuhan kita juga. Jadi jangan segan datang dan mengadu kepada-Nya. Sebab Dia tidak berubah. Dia, tetap Tuhan yang sama. Haleluya!

KJ 457 : 2

Doa : (Kepada-Mu Tuhan; seluruh pikiran, kata dan perbuatan sepanjang hari ini aku persembahkan)