Renungan Pagi 07 Agustus 2019
KJ.387 : 1 – Berdoa
Ayub 7 : 11 – 21
Apakah gerangan manusia sehingga Dia Kau anggap agung dan Kau perhatikan…dan Kau datangi setiap pagi dan Kau uji setiap saat?. (ay.17-18)
Ayub tidak mempersalahkan Tuhan, melainkan berkeluh kesah kepada Tuhan. Mempersalahkan Tuhan artinya memandang Tuhan sebagai pihak yang melakukan kesalahan. Sementara berkeluh kesah kepada Tuhan artinya menempatkan Tuhan sebagai Bapa tempat kita mencurahkan isi hati. Ayub menyadari betapa rapuhnya manusia. Jadi, bahwa Tuhan memandang manusia sebagai makhluk yang agung dan begitu memperhatikan manusia, betapa bersama terbitnya mentari pagi Tuhan menyapa manusia, betapa Tuhan setiap saat mengontrol benar dan salahnya tindakan manusia; bagi Ayub ini semua merupakan kenyataan yang tidak akan pernah mampu diterangkan dalam kata-kata.
Ayub memandang manusia sebagai ciptaan Allah yang agung dan mulia. Betapa bedanya pandangan Ayub ini dengan kenyataan disekitar kita. Dimana orang bukan hanya saling merendahkan atau menghina, tetapi malahan manusia bisa menjadi bencana bagi sesamanya. Mestinya manusia manyadari bahwa kalau dia melakukan sesuatu yang menjadi bencana bagi sesamanya, atau kalau dia dengan berbagai cara melecehkan sesama, maka yang dia lecehkan itu adalah yang agung di mata Tuhan dan juga diperhatikan oleh Allah setiap hari. Melecehkan ciptaan Allah adalah menghina sang Penciptanya.
Dewasa ini, nilai kemanusiaan dilecehkan melalui berbagai cara. Warna kulit, status ekonomi-sosial, gender, ras, golongan, malahan agama, sering terjadi alasan untuk melecehkan sesama. Malahan yang terjadi bukan sekadar bahwa manusia melecehkan sesama, melainkan manusia saling melecehkan. Mark kita sadari bahwa yang kita lecehkan adalah yang diciptakan oleh Allah, yang dihargai oleh Allah dan diperhatikan oleh Allah. Rasanya kalau ini kita hayati, hati kita akan lebih terbuka untuk memaknai keberagaman. Dan itulah cara kita menghargai makna Ulang Tahun Kemerdekaan negeri kita yang sedang kita jelang.
KJ. 387 : 2
Doa : (Jagalah hidupku ya Tuhan, agar jangan aku melecehkan sesama baik dalam pikiran, perasaan, perkataan maupun perbuatan)