Renungan Malam 10 Agustus 2019

KJ.402 : 1 – Berdoa

Ayub 15 : 26 – 35
…Mereka menghamilkan bencana dan melahirkan kejahatan dan tipu daya dikandung
hati mereka… (ay.35)

Kesimpulan Elifas tentang orang fasik dan orang lalim adalah singkat, padat dan tepat.
Dia menggunakan gambarana pada seorang perempuan yang bisa dihayati semua
orang. Yang ada dalam hati orang fasik dan lalim adalah tipu daya; yang dirancang
mereka adalah bencana, dan akhirnya mendapat bentuk kongkrit sebagai kejahatan.
Karena itu sekedar menghukum tindakan kejahatan tidak akan pernah mengakhiri
kejahatan itu sendiri. Hati dan pikiran orang harus dilayani. Sebab tipu daya berdiam
dalam hati dan rancangan bencana itu menggunakan pikiran.
Manusia adalah ciptaan Allah yang paling mulia. Tetapi ketika jatuh dalam dosa, maka
manusia itu rusak secara total. Hati, pikiran dan tindakan, semuanya bermasalah. Itulah
sebabnya selalu ada pergumulan, karena kita hidup dengan sesama manusia. Mereka
bisa menjadi persoalan bagi kita, akan tetapi kita juga bisa menjadi persoalan bagi
mereka karena diri kita juga adalah manusia.
Malam telah tiba. Sebelum menutup kegiatan hari ini dan mengistirahatkan diri, mari
mengintrospeksi diri. Kalau ada luka batin, beban pikiran atau mengalami hal-hal yang
membuat kita bergumul dan menderita, jangan ragu untuk datang dan menyerahkan
semuanya kepada Tuhan. Sebab hanya Dia bersedia yang menanggung semua derita
kita. Tapi kalau kita sendiri telah menjadi penyebab luka batin, beban pikiran bagi
sesama bahkan mungkin bagi keluarga, dan kalau kita telah berperilaku salah,
serahkan semuanya kepada Tuhan. Sebab hanya Tuhan yang mampu mengampuni
dan menyelesaikan semua yang salah yang telah kita lakukan. Yang ajaib adalah
bahwa kasih-Nya Tuhan masih tetap menunggu dengan dua tangan yang terbuka untuk
merangkul kita. Maka jangan ragu, datang dan kembalikanlah kepada-Nya.

KJ.402 : 2

Doa : (Ya Bapa, berikanlah kami daya tangan untuk menghadapi pergumulan, dan
jagalah kami agar kami tidak menjadi penyebab pergumulan bagi sesama kami)