Renungan Pagi 11 Agustus 2019
GB.343 : 1,2,3 – berdoa
Galatia 5 : 1 – 12
Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu,
berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan (ay.1)
Hidup sebagai orang terjajah, baik oleh sesama yang lebih kuat dan berkuasa dari kita,
maupun oleh sistem hukum atau aturan yang diskriminatif, tentu tidak menyenangkan.
Kebebasan kita dikekang dan dipasung; privasi kita diterobos dan dilanggar, sehingga
hilang identitas sebagai manusia yang berharga.
Sebagai bangsa, kita punya pengalaman pahit akibat dijajah oleh bangsa lain. Sumber
daya negeri dijarah; harkat dan martabat manusiawi direndahkan; dihargai murah.
Keadaan tersebut membuat setiap warga bangsa sadar dan ingin bangkit, bersatu dan
berjuang melawan dan mengusir penjajah sehingga akhirnya menang. Kita telah
merdeka sampai kini dan akan berusia kemerdekaan ke-74 tahun. Pemerintah bersama
seluruh rakyat terus membangun dan menata kehidupan bangsa guna mengangkat dan
memulihkan harkat dan martabat sebagai bangsa besar. Oleh karena itu, setiap bentuk
penjajahan apa pun – baik ekonomi, politik, ideologi agama – mesti dihapuskan. Seluruh
warga bangsa harus bersatu dan berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan sejati.
Rasul Paulus berjuang melawan orang-orang yang menggugat kerasulannya, dan
mengajak warga jemaat Galatia untuk wajib melakukan hukum Taurat, khusus sunat.
Paulus menjawab bahwa Yesus Kristus sudah memerdekakan kita dari hukuman dosa
dan maut, melalui pengorbanan-Nya di salib. Hal tersebut tidak bisa dicapai dengan
melakukan hukum Taurat. Darah Kristus telah tertumpah untuk
menyempurnakan/membaharui perjanjian Allah dengan Abaraham dan keturunannya
melalui sunat. Sehingga keturunan Abraham bukan lagi secara lahiriah, yakni orang
Yahudi, melainkan secara batin, rohani, yakni semua orang yang percaya dan beriman
kepada Yesus Kristus. Orang telah menanggalkan manusia lama dan keinginan daging
untuk mengenakan manusia baru.
Kini kita hidup dalam keselamatan dan kemerdekaan. Itu adalah kasih karunia. Sebagai
manusia merdeka, marilah kita ekspresikan citra diri sebagai manusia merdeka dan
beriman kepada Yesus Kristus melalui perbuatan kasih; perbuatan baik dan berguna,
adil dan benar kepada semua orang – lintas suku, agama, ras dan golongan untuk
menjaga kemerdekaan dan melawan penjajahan.
GB. 343 : 4,5
Doa : (Tuhan, tolong kami kan wujudkan citra diri sebagai manusia merdeka)