Renungan Pagi 20 Agustus 2019
KJ.446 : 1,2 – Berdoa
Galatia 4 : 21 – 26
“…Abraham mempunyai dua anak, seorang dari perempuan yang menjadi hambanya dan seorang dari perempuan yang merdeka?” (ay.22)
Tak seorang pun yang bangga menjadi hamba karena seorang hamba tidak memiliki hak apa pun untuk dirinya sendiri. Hidupnya bergantung kepada tuannya. Sebab itu semua orang ingin menjadi orang merdeka. Dalam hubungan ini bacaan kita menjelaskan bahwa Kristus telah memberikan anugerah kemerdekaan kepada semua orang yang percaya kepada-Nya (Gal 5:1).
Sebagai umat pilihan Allah, bangsa Israel suka membanggakan diri sebagai keturunan Abraham. Jadi otomatis sebagai orang merdeka, bukan seorang hamba. Namun, Paulus justru menunjukan bahwa tidak semua ‘anak-anak lahiriah’ dari keturunan Abraham adalah orang-orang yang merdeka.
Paulus dalam bacaan hari ini menggunakan analogi cerita dari Perjanjian Lama untuk menolong jemaat memahami perbedaan antara hamba dan orang merdeka atau antara budak dan tuan. Dengan mengangkat cerita Abraham, Sara, dan Hagar. Paulus menguraikan perbedaan antara seorang hamba perempuan (Hagar) dan anak seorang perempuan merdeka (Sara). Hanya anak dari perempuan merdekalah yang dapat menikmati warisan. Sedangkan anak yang lain secara keturunan menjadi budak atau hamba (ay 22-26). Keduanya memang dilahirkan sebagai anak-anak bagi Abraham, namun status mereka berbeda. Hagar melambangkan hidup dalam perhambaan. Memang ia melahirkan anak pertama bagi Abraham menurut urutan waktu, sementara Sara kemudian. Namun, Hagar yang melahirkan anak bagi Abraham tetap adalah seorang hamba yang statusnya tidak pernah diubah menjadi istri. Sementara Sara tetap menjadi istri sah Abraham yang melahirkan anak-anak merdeka yang dapat menikmati warisan. Dari kisah ini kita dapat belajar bahwa, “perubahan nasib” diungkapkan dalam gambaran sejarah hidup Sara yang sekalipun mandul pada mulanya dan tampaknya diabaikan demi orang lain, – memperoleh anaknya sendiri -, sesuai dengan waktunya Allah, bahkan keturunannya lebih agung daripada keturunan Hagar. Kedua, Sara, Ia memang mandul, namun oleh anugerah Allah ia menjadi ibu bagi anak-anak perjanjian.
Kita bersyukur atas kehidupan kita sebagai orang percaya, Karena Kristus telah menganugerahkan keselamatan kepada kita. Anugerah itu pula memerdekakan kita dari perhambaan dosa. Karena itu kita memelihara keselamatan itu di dalam ibadah dan pekerjaan kita.
KJ. 446 : 3,4
Doa : (Ya Tuhan terima kasih atas anugerah keselamatan di dalam Yesus Kristus, ajar aku setia memelihara janji-Mu di dalam menjalani hidup ini)