Renungan Malam 22 Agustus 2019

GB.49 : 1,2 – Berdoa

Nehemia 6 : 1 – 9
“Aku tidak bisa datang! Untuk apa pekerjaan ini terhenti oleh sebab aku meninggalkannya dan pergi kepada kamu!” (ay.3)

Kita dipanggil dan diutus Allah untuk melakukan kasih dan kebaikan dalam masyarakat. Namun pada kenyataannya pasti ada orang yang suka tetapi ada juga yang tidak suka. Inilah yang terjadi sejak awal pembangunan tembok Yerusalem oleh Nehemia. la menghadapi rongrongan dari berbagai pihak. Kini ketika mereka mendengar bahwa tembok Yerusalem selesai dibangun dalam waktu yang singkat (ay. 16). Keberhasilan ini membuat musuh bertambah gerah. Ketiga bupati tetangga Yehuda mengadakan rencana jahat. Tujuannya mencelakakan Nehemia. Mereka mengundangnya ke lembah Ono, (Neh 2.19-20; 4:1-23, 6:1-19). Namun, Nehemia menolak undangan tersebut sampai lima kali (ay.5). Penolakkan tersebut membuat mereka semakin marah dan membuat laporan palsu kepada raja Persia bahwa Nehemia dan rakyat Yahudi sedang mempersiapkan pemberontakan. Dengan laporan palsu itu mereka mengundang Nehemia untuk berunding sekaligus menjebaknya. Nehemia membantah berita palsu itu dan menolak untuk berunding. Lalu ia mengirim utusan untuk menyampaikan bantahannya. Selanjutnya dengan iman yang teguh ia menyerahkan masalah yang dihadapinya kepada Tuhan. Dia hanya berseru: “ya Allahku, ingatlah…. “(ay 14). la menyerahkan masalahnya kepada Tuhan dan membiarkan Tuhan yang berperkara.

Bagaimana dengan kita? Bagaimana reaksi kita apabila kebaikan kita dibalas dengan fitnah dan kejahatan? Nehemia memberikan contoh bahwa kita harus dapat mengendalikan diri karena iman kepada Tuhan yang berkarya bersama kita,
Berdoalah dan terus berkarya sebagai wujud persembahan syukur kepada Tuhan yang dialami sebagai berkat oleh masyarakat. Karena Tuhan selalu memihak orang yang setia kepada-Nya. Balaslah kejahatan dengan cinta kasih Allah. Selebihnya, kita serahkan kepada kedaulatan Tuhan.

GB.49 : 3,4

Doa : (Tuhan ajar kami agar bisa melawan kebencian dengan perbuatan kasih kepada semua orang, teristimewa orang yang menyakiti kami)