Renungan Malam 27 Agustus 2019

GB.235 : 1 – Berdoa

Daniel 3 : 19 – 30
Tetapi katiga orang itu, yakni Sadrakh, Mesakh dan Abednego, jatuh ke dalam perapian yang menyala-nyala itu dengan terikat. (ay.23)

Pilihan untuk setia dalam iman kepada Allah yang hidup tidak selamanya berbuah manis. Selalu ada salib yang harus dipikul sebagai bukti iman yang teruji. Sadrakh, Mesakh dan Abednego konsisten dengan perkataannya. Penolakan mereka menyembah patung emas buatan raja, tidak hanya akan membuat mereka kehilangan jabatan, tetapi juga mengakibatkan nyawa mereka terancam. Mustahil manusia dapat selamat jika terbakar dalam perapian yang menyala-nyala.

Pembangkangan Sadrakh, Mesakh dan Abednego, disikapi dengan kemarahan raja yang meluap-luap. Suhu panas api yang dinyalakan mencapai titik sempurna. Panas api yang luar biasa, disiapkan untuk membakar Sadrakh, Mesakh dan Abednego. Ketiganya tidak memiliki jalan keluar, tidak dapat bertindak apa-apa. Mereka siap menerima hukuman mati dengan iman yang tertuju kepada Allah. Mereka yakin Allah yang disembah sanggup
menolong mereka.
Dalam hitungan menit, tubuh ketiganya pasti menjadi abu. Semua orang berpikir demikian. Ternyata tidak terjadi apa pun. Sadrakh, Mesakh dan Abednego tetap hidup. Mereka justru bebas berjalan-jalan bersama seseorang yang disebut raja Nebudkanezar sebagai “anak dewa” (ay. 25). Raja terkejut dan sekaligus memuji kepercayaan Sadrakh, Mesakh dan Abednego. Setelah Samuel, kini melalui Sadrakh, Mesakh dan Abednego, raja mengakui kehebatan Allah yang mereka sembah. la mengeluarkan perintah hukuman berat bagi siapa saja yang menghina Allah yang diimani Sadrakh, Mesakh dan Abednego.

Bersikap kritis terhadap pemerintah yang berlaku diskriminatif, perlu disikapi dan disuarakan umat Tuhan. Cara-cara terhormat, komunikatif dan terbuka, menjadi pilihan normatif. Kejahatan tidak dapat mengakhiri hidup orang benar. Mujizat selalu terjadi dan
senantiasa berulang jika kita setia menjadi saksi-saksi Tuhan Yesus di tengah pencobaan yang datang.

GB.235 : 2

Doa : (Kami percaya hidup kami sepenuhnya dalam tangan kemurahan Tuhan yang dapat melakukan perkara besar dalam hidup kami)