Renungan Malam 4 September 2019

GB.28 – Berdoa

Nehemia 13 : 25 – 31
“Kutahirkan mereka dari segala sesuatu yang asing …” (ay.30)

Masalah yang terakhir yang dihadapi Nehemia adalah mengenai kawin campur. Orang-orang Yahudi menikahi bangsa kafir. Bahkan ada seorang iman besar [Yoyada bin Elyasib] yang menikahkan anaknya dengan anak Sanbalat [orang yang menentang pembangunan kembali tembok Yerusalem]. Semua ini merupakan penyangkalan terhadap perjanjian mereka di hadapan Allah. Mengapa tidak boleh kawin campur? Karena kawin campur pada saat itu akan mempengaruhi pendidikan Allah bagi bangsa Israel untuk menyembah satu-satunya Allah yang benar. Nehemia mengingatkan bahwa nenek moyang mereka justru jatuh dalam penyembahan berhala karena perkawinan campur ini (26). Nehemia begitu marah sampai mereka dipukuli dan dicabuti rambutnya. Mungkin hal ini kelihatan tidak manusiawi bagi kita, tetapi jika kita mengingat konteks bangsa Israel saat itu yang begitu tegar tengkuk, sepertinya pada saat itu ketegasan Nehemia sangat diperlukan.

Kekaguman kepada perempuan asing berjalan seiring dengan kekaguman kepada budaya bangsa asing. Kekaguman ini akhirnya berujung pada kekaguman kepada praktik ibadah bangsa lain. Ini semua berkaitan. Jika kekaguman kita kepada Tuhan telah digantikan dengan kekaguman kepada yang lain, maka kerusakan iman, moral dan ketaatan dalam ibadah akan merasuk dalam kehidupan umat. Bagaimana dengan saat ini? Bukankah kekaguman gereja kepada kebudayaan dunia begitu besar? Bahkan tanpa kita sadari ada begitu banyak budaya dunia yang dikagumi dan diadopsi oleh gereja? Mulai dengan musik, bacaan, media sosial, gaya hidup praktis, hedonis, yang akhirnya menjadi gaya hidup yang tidak asing terjadi di kumpulan orang yang menyebut dirinya gereja.

Menjalani kehidupan kekristenan menuntut komitmen yang benar-benar serius dalam mengikuti Kristus. Komitmen yang benar, bukanlah berdasarkan apa yang manusia kehendaki melainkan apa yang Tuhan kehendaki. Berkomitmen pada Tuhan berarti harus menyerahkan segala sesuatu dalam hidup kita sesuai dengan kehendak-Nya. Bila kita masih hidup dengan mengikuti gaya hidup dunia, mari kita merestorasi hidup kita agar kembali pada komitmen awal untuk hidup sesuai kehendak-Nya.

GB.28

Doa : (Tuhan Yesus, mampukan kami untuk menjaga kekudusan dan hidup sesuai kehendak-Mu)