Renungan Pagi 04 September 2019

GB.27 : 1,2 – Berdoa

Nehemia 13 : 1 – 8
“Ketika mereka mendengar pembacaan taurat itu mereka memisahkan…”(ay.3)

Ketika pembangunan tembok Yerusalem telah selesai, pada tahun ketiga puluh dua, Nehemia pulang ke Persia untuk menghadap raja (6; bdk. 5:14). Namun, ia tidak lama disana dan segera kembali ke Yerusalem (7). Hal pertama yang dijumpainya sekembalinya dari Persia adalah perilaku imam Elyasib yang jahat telah mencemari Bait Allah. Ia memanfaatkan fasilitas Bait Allah untuk kepentingan diri dan kroninnya. Elyasib memanfaatkan bilik itu untuk memperkaya Tobia. Bahkan ia merampas hak orang-orang Lewi dan para penyanyi sehingga mereka harus bekerja diladang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya (10).

Kini, kepemimpinan Nehemia terganggu oleh pihak-pihak yang tidak setia terhadap hukum Tuhan. Mereka mencemari rumah Tuhan (ay. 4-8), melanggar kekudusan hari Sabat (ay 18), San melakukan kawin campur (ay 23-25). Namun, Nehemia berani menentang semua itu dan menegakkan kembali hukum Tuhan ditengah-tengah bangsa Israel. Nehemia bukan hanya berhasil menjadi seorang tokoh yang bertindak tegas terhadap Tobia, yang menjadi musuh orang Israel. Tibia dan Sanbalat adalah orang yang sangat menentang pembangunan tembok (Neh. 2:10). Tetapi beberapa petinggi Israel mau menjilat kepada mereka dan melanggar firman Tuhan dengan memberikan tempat bagi Tobia di Bait Suci. Tindakan memberikan kedudukan istimewa kepada orang yang dinajiskan, justru di tempat yang dikuduskan untuk beribadah kepada Tuhan ini merupakan penghinaan kepada Tuhan.

Sudahkah kita memelihara kemurnian motivasi pelayanan? Sudahkah pelayanan kita sesuai petunjuk firman Tuhan, ataukah berorientasi pada kekuasaan dan mencari keuntungan? Nehemia berusaha untuk memperbaiki itu. Dia berusaha mengembalikan hormat bagi Tuhan. Kisah ini mengingatkan kita akan sikap Tuhan Yesus yang marah kepada para pemimpin di Bait Allah karena mereka membiarkan penyamun-penyamun berkedok pelayan Tuhan menodai kesucian rumah Tuhan (Yoh. 2:13-16). Kalau rumah Tuhan sendiri tidak kudus, bagaimana mungkin kekudusan Tuhan memancar dan mempengaruhi umat Tuhan? Marilah kita memelihara kemurnian motivasi pelayanan kita agar bisa mewujudkan damai sejahtera-Nya

GB. 27 : 3,4

Doa : (Ya Bapa, pakai kami untuk membersihkan segala untuk penyalahgunaan penatalayanan di Gereja-Mu)