Renungan Pagi 05 September 2019
GB.258 : 1 – Berdoa
Mazmur 35 : 1 – 8
…”Akulah keselamatanmu!” (ay.3)
Mata ganti mata, gigi ganti gigi. Suatu perbuatan harus mendapatkan balasan yang setimpal. Tak ada pengampunan dan yang ada hanya pembalasan. Tetapi, pembalasan tidak menghentikan perbuatan jahat dan kekerasan. Meskipun perilaku kekerasan pada awalnya merupakan korban kekerasan, namun, ketika mereka meniru tindakan kekerasan dengan cara memebalas sakit hati dengan juga melakukan kekerasan terhadap musuhnya, maka yang terjadi adalah kekerasan yang tiada hentinya. Dunia ini penuh dengan kekerasan. Dunia membutuhkan empati dan pengampunan. Empati dan pengampunan akan membuka jalan kepada pelaku kekerasan untuk bertobat.
Pemazmur memberikan gambaran unik mengenai cara menyikapi orang-orang yang membencinya dan ingin melukainya. Daud meminta pertolongan Tuhan. Ia meyakini bahwa Tuhan yang memiliki kuasa untuk bertindak kepada mereka. Sekilas tampaknya permohonan Daud menyiratkan dendam, seakan-akan meminta supaya Tuhan mencelakai para musuhnya. Sesungguhnya penekanan Daud bukan pada dendam, melainkan pada penyerahan diri kepada Tuhan. Sebab, ia percaya pada keadilan Tuhan yang akan bertindak terhadap ketidak-adilan yang menimpa-Nya. Pemazmur sangat yakin bahwa ia dapat mengandalkan keadilan Tuhan. Tuhan menjadi pembelanya. Pemazmur percaya ia akan menyenangkan perkaranya dan para musuh akan terbukti kesalahannya. Pemazmur sadar bahwa pembalasan merupakan hak Allah. Pemazmur tidak mempunyai Adil dalam membalas sakit hatinya kepada musuhnya.
Dunia bisa berlaku tidak adil dan menutup Mata terhadap kebenaran. Dunia bisa menindas dan memfitnah orang benar. Namun, aoercayalah bahwa Tuhan menjaga dan membela umat-Nya. Yang harus kita lakukan sebagai orang percaya, adalah melakukan kebenaran, memelihara hidup kudus, menegakkan keadilan, dan hadirkan damai sejahtera dengan membela yang lemah dan tertindas.
GB. 258 : 2
Doa : (Ya Bapa, lendungilah kami dari kehahatan dan mampukan kami berani menegakkan kebenaran)