Renungan Malam 23 September 2019

KJ.229a : 1,4,6 – Berdoa

Bilangan 28 : 9 – 15
Pada bulan barumu haruslah kamu mempersembahkan sebagai korban bakaran kepada TUHAN: dua ekor lembu jantan muda, seekor domba jantan, tujuh ekor domba berumur setahun yang tidak bercela (ay.11)

Mari kita nyanyikan sepegal syair Nyanyikanlah Kidung Baru (NKB) 199, “Sudahkah yang terbaik kuberikan kepada Yesus Tuhanku?” Besar pengurbanan-Nya di Kalvari! Diharap-Nya terbaik dariku…” Saya suka menyanyikan lagu ini, karena iramanya indah, apalagi dinyanyikan dengan tempo yang tepat. Perhatikanlah, syair lagu yang ditulis Harry E. Storrs ini mengajak kita merenungkan “sudahkah yang terbaik kuberikan?” Hanya kita yang tahu apa yang terbaik pernah kita berikan kepada Tuhan.
Bacaan kita menjelaskan Israel mempersembahkan korban tebaik bagi TUHAN pada setiap Sabat dan bulan baru. Hewan yang mereka persembahkan kepada TUHAN: dua ekor domba jantan berumur setahun dan tidak bercela serta dua ekor lembu jantan. Hewan-hewan korban ini diolah dengan duapersepuluh efa tepung sebagai korban sajian serta minyak sebagai korban curahan. Apa yang Israel persembahkan kepada TUHAN ini adalah “yang terbaik.” Israel dipandang tidak menghormati TUHAN jika mempersembahkan kepada-Nya hewan-hewan bercela atau sakit. Jenis korban “jantan” dan “tak bercela” bukan saja menunjuk pada ternak yang mahal, tetapi dengan rela dan penuh sukacita melepas milik yang terbaik sebagai mengutamakan TUHAN dalam hidup.
Memberi yang terbaik bagi TUHAN dapat berupa uang melalui kantong persembahan dan benda berharga lainnya. Jika korban bagi TUHAN nilainya setara hidup manusia (Kej.22:13), maka TUHAN menuntut seluruh hidup kita dipersembahkan bagi-Nya (Rm.12:1). Di sinilah kita berfungsi di tangan-Nya sebagai alat mewujudkan kesejahteraan bukan saja dalam gereja, tetapi juga di dalam dan bersama warga masyarakat. Sebagai umat-Nya, harus tersemat di pikiran kita mempersembahkan yang terbaik dan istimewa dari diri kita, terutama dalam membangun masyarakat dan bangsa yang kita cintai ini. Hidup ini adalah kesempatan.

GB.84 : 1,2

Doa : (Ya TUHAN, berilah kuasa Roh Kudus, agar oleh-Mu kami dapat memberi yang terbaik dari diri kami melalui karya layan kami)