Renungan Pagi 05 Oktober 2019
GB. 39 : 1 – Beroda
Amsal 24 : 3 – 7
Dengan hikmat rumah didirikan, dengan kepandaian itu dtegakkan (ay.3)
Tidakkah kita sering mempertanyakan keberadaan orang jahat yang hidup lebih makmur, nyaman, enak, bahkan sering terhindar dari berbagai macam kesedihan? Sebut saja seorang koruptor, meskipun sudah dinyatakan bersalah, seringkali hidupnya tetap enak karena memiliki bayak uang untuk menyuap atau menyogok agar mendapatkan keinginannya. Atau kita bias melihat orang yang menjauhkan diri dari persekutuan dengan Allah, kita merasa hidupnya lebih baik, waktunya lebih banyak dibandingkan dengan kita yang hidup dekat dengan Allah. Jika kita masih berpikir seperti itu, mungkin kita sedang kehilangan hikmat Allah.
Amsal 24:3-7 ini adalah karya tulis penguatan Salomo untuk orang-orang yang sedang berhadapan dengan perilaku orang jahat. Salomo ingin kita tidak iri kepada orang jahat. Karena dengan kekayaannya mereka sedang menghancurkan diri mereka sendiri. Sedangkan kita – dengan hikmat, kepandaian, dan pengertian – sedang membangun sebuah bangunan yang kokoh, sehingga tidak mudah roboh. Salomo bahkan menambahkan, bukan hanya dasar rumah yang kokoh, melainkan juga isi atau perabotan rumah adalah barang-barang yang berharga. Perumpamaan ini hendak mengatakan bahwa hidup orang berhikmat akan lebih berkualitas dibandingkan dengan orang jahat yang pada akhirnya akan jatuh dan kehilangan segalanya. Hal tersebut diumpamakan seperti orang yang kelihatangnya tegap kuat tetapi wibawanya akan kalah dengan orang yang berpengetahuan (ay.5).
Bagaimana dengan orang jahat yang kelihatan hidupnya nyaman dan baik-baik saja? Sebenarnya ia sedang menggali lobang yang dalam untuk mengubur dirinya sendiri.ia juga seperti sedang membuat rumah yang mudah roboh, tidak ada barang berharga, kosong, dirnya lemah dan tidak berwibawa. Namun, ia menunjukan bahwa dirinya berisi. Kenyataannya, hikmat terlalu tinggi bagi orang bodoh.
GB. 39 : 2
Doa : (Brilah kami hikmat-Mu, ya Tuhan, supaya kami tidak menjadi iri terhadap keberhasilan orang jahat; tetapi mau senantiasa belajar dari pengalaman hidup yang Engkau anugerahkan)