Renungan Malam 12 Oktober 2019

GB.104 : 1 – Berdoa

Yosua 9 : 16 – 27
“Oleh sebab itu, terkutuklah kamu dan tak putus-putusnya kamu menjadi hamba, tukang belah kayu dan tukang timba air untuk rumah Allahku” (ay.23)

Sepintar-pintarnya menutupi bangkai, baunya tetap tercium juga. Pepatah ini menggambarkan bahwa kejahatan yang ditutup-tutupi, suatu saat akan terungkap juga. Itulah yang terjadi pada orang Gibeon. Pada akhirnya, tipuan yang dilakukan oleh orang Gibeon kepada Israel diketahui kebenarannya. Yosua memanggil mereka, beratnya kepada mereka dan mengutuk mereka untuk menjadi tukang belah kayu dan tukang timba air untuk rumah Allah. Orang Gibeon mendapatkan ganjaran atas perbuatan mereka. Tidak seperti bangsa lain yang ditumpas habis, orang Gibeon tidak mati namun mereka dijadikan sebagai budak yang melayani rumah kepada Tuhan Allah. Dengan demikian, bangsa Gibeon dikatakan pada ibadah kepada Tuhan Allah. Secara tidak langsung, bahaya akan keberadaan mereka yang mungkin menjadi duri dalam daging dibatasi. Ruang mereka untuk memengaruhi bangsa Israel dengan tuhan mereka dipersempit.

Sebagai orang percaya, kita semua juga diikat kepada Allah. Berbeda dengan bangsa Gibeon yang diikat kepada Allah sebagai sebuah bentuk hukuman, kita mengikat diri kepada Allah sebagai sebuah bentuk ungkapan syukur atas karya kasih keselamatan yang dinyatakan melalui Kristus. Ikatan ini membuat kita setia bersama dan melayani-Nya sepanjang usia kita. Allah sajalah yang memampukan kita untuk terus melayani-Nya dalam rangkaian ikatan kasih tersebut. Dengan demikian, usia tidak akan menjadi tantangan yang menghambat anggota PKLU untuk tetap berkarya bagi Allah membangun kehidupan sejahtera. Berada dalam kategori usia lanjut juga menandakan penyertaan Tuhan terus berlanjut. Sembilan tahun sudah kebersamaan sebagai PKLU dijalani oleh kaum lansia. Mari melanjutkan pelayanan yang membangun kesejahteraan dalam ikatan indah bersama Allah.

GB.104 : 2

Doa : (Ya Allah, ajar kami untuk selalu setia melayani-Mu di sepanjang kehidupan kami)