Renungan Malam 16 Oktober 2019

KJ.18 : 1,2 – Berdoa

Markus 8 : 11 – 13
….”Mengapa angkatan ini meminta tanda… (ay.12)

Tanda adalah sesuatu yang dapat dipakai untuk menandai sesuatu yang lain dan menimbulkan makna. Misalnya bila kita melihat di perempat jalan lampu berwarna merah, maka itu menandai pengendara kendaraan bermotor untuk berhenti. Begitu pula warna hijau, menandai kendaraan berjalan.

Yang lebih dalam dari semua tanda adalah tanda yang terkait dengan keagamaan. Tanda keagamaan sesungguhnya hendak mengungkap di dalamnya hidup Ilahi, karya-karya-Nya dan hasil yang hendak dicapai, yaitu keselamatan. Di sini kita mengerti mengapa orang-orang Farisi sangat berharap sekali bahwa Yesus menunjukkan tanda sorgawi dari maksud kehadiran-Nya di dunia ini. Dari mata Farisi, Yesus dianggap tidak punya legasi kuat untuk mewakili dunia sorga. Yesus lebih dianggap pengacau ketimbang pembawa ketertiban dalam tata hidup kerohanian. Yang menarik adalah respon Yesus. Ia mengeluh atas ketidakmengertian orang-orang Farisi, karena itu tidak memberi mereka tanda.

Apakah tanda itu? Pada perikop sebelumnya, Yesus memberi makan empat ribu orang, Yesus berkata: “Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak ini” (8:2). Inilah yang sebetulnya tidak disadari oleh orang-orang Farisi. Besarnya ketidakpercayaan dan kebencian telah membuat mata batin mereka tidak dapat melihat karya Yesus dan dampaknya bagi banyak orang. Padahal tanda itu adalah hati yang selalu tergerak oleh belas kasihan pada hidup orang lain. Setiap orang yang hidupnya penuh kasih sesungguhnya paham bahwa hidupnya sendiri adalah tanda dari hidup sorgawi bagi dunia yang membutuhkan keselamatan.

KJ.18 : 3,4

Doa : (Pakailah kami Tuhan untuk menjadi tanda bagi keselamatan dunia)