Renungan Pagi 19 Oktober 2019
GB. 226 : 1 – Berdoa
Markus 10 : 35 – 40
…. Dapatkah kamu memunim cawan yang harus Kuminum… (ay.38)
Rivalitas antar murid Yesus rupanya tak terhindarkan. Masing-masing ingin menonjol dan dianggap paling berjasa pada misi Yesus. Rivalitas ini menghalangi mereka untuk memahami karya pelayanan yang diemban Yesus yang berkorban menyerahkan nyawa-Nya bagi keselamatan orang banyak (10:32-34). Rivalitas menjadi yang terbesar terlihat pada apa yang diminta Yakobus dan Yohanes untuk duduk dikanan dan kiri Yesus pada saat ia dimuliakan. Keinginan mereka mewakili paradigma kekuasaan yang dianut oleh umumnya orang, yaitu posisi dan pengaruh. Mereka mengira bahwa kuasa Yesus bersifat politis dalam arti bagi-bagi kekuasaan untuk menguasai bahkan menindas orang lain. Itulah yang dikatakan Yesus pada ayat 42.
Apa yang diminta Yakobus dan Yohanes menjadi kesempatan baik untuk Yesus menjelaskan panggilan dan misi-Nya ke tengah dunia ini. Yesus menegaskan bahwa soal duduk di kanan dan kiri-Nya akan diberikan kepada siapa saja yang kepadanya diberikan. Siapa saja disini jawan Yesus di ayat 43-45, yaitu mereka yang tidak gila pada kekuasaan, sebaliknya menjadi pelayan atau hamba bagi semua. Inilah teladan Yesus sendiri, bahwa Ia datang bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani dan memberikan nyawa-nya menjadi tebusan banyak orang.
Yesus membalik pandangan umum tentang kuasa dan kekuasaan. Jika seseorang ingin berkuasa dan dihormati, maka hendaknya ia menjadi pelayan dari para pelayan. Dengan penjelasan ini Yesus hendak mengingatkan para murid agar selalu mengingat panggilan asal sebagai seorang pelayan. Penghormatan dan kemuliaan akan datang dengan sendirinya ketika kita menjalankan tugas melayani tersebut. Dengan melayani seseorang akan dimuliakan.
GB. 300 : 2
Doa : (Berilah kepada motivasi yang benar dalam melayani Engkau, Tuhan)