Renungan Malam 2 November 2019

KJ.442 : 1,2 – Berdoa

3 Yohanes 9 – 12
Tentang Demetrius semua orang memberi kesaksian yang baik, malah kebenaran sendiri memberi yang demikian…. (ay.12)

Yohanes memberi informasi kepada Gayus tentang 2 (dua) orang, yaitu Diotrefes (ay 8-10) dan Demetrius ay 11-12). Ia menulis bahwa Diotrefes adalah orang yang ingin menjadi terkemuka di antara jemaat; ia tidak mau mengakui Yohanes; tidak mau menerima saudara-saudara yang datang (mungkin maksudnya ialah penginjil yang mengembara itu dan berharap diterima bertamu di rumah), dab bahkan mencegah jemaat menjamu mereka dan mengucilkan orang-orang yang menjamu itu dari jemaat.

Yohanes memberi nasihat kepada Gayus: ”…janganlah meniru yang jahat, melainkan yang baik. Barangsiapa berbuat baik ia berasal dari Allah, tetapi barangsiapa berbuat jahat ia tidak pernah melihat Allah”(ay.11). Ia mengatakan bahwa Demetrius adalah orang baik dan benar (ay.12). Yohanes tidak memberi penilaiannya terhadap sikap dan perbuatan Diotrefes, apakah itu baik atau jahat. Betul, ia berkata bahwa Diotrefes “ingin menjadi orang yang terkemuka di antara mereka [jemaat], tidak mau mengakui kami”, tanpa memberi penilaian etis-teologis atas sikap dan tingkahnya itu. Hal ini patut kita renungkan sungguh-sungguh! Mengapa? Ingat, ada banyak masalah dapat timbul di dalam keluarga, gereja maupun masyarakat karena begitu cepatnya orang-orang tertentu menghakimi orang lain tanpa memahami persoalannya terlebih dahulu dengan serius. Berambisi seperti Diotrefes, tidaklah salah, bukan? Sikap yang salah ialah ambisius (sedia melakukan apa saja demi mewujudkan ambisinya). Bersikap tidak ramah bahkan apriori terhadap orang yang baru kita jumpa adalah sikap yang harus ditinggalkan. Tetapi bersikap ramah namun tetap waspada dalam hidup bersama. Selamat beristirahat malam dengan pikiran yang jernih dan syukur untuk pengalaman hari ini.

KJ.422 : 3,4

Doa : (Kami mensyukuri bahwa firman-Mu adalah pelita bagi kaki kami)