Renungan Malam 4 November 2019
GB.27 : 1,2 – Berdoa
2 Samuel 12 : 14 – 25
Tetapi sekarang ia sudah mati, mengapa aku harus berpuasa? Dapatkah aku mengembalikannya lagi? Aku yang akan pergi kepadanya, tetapi ia tidak akan kembali padaku (ay.23)
Kedatangan Natan ke istana Daud, bukan hanya untuk memperingatkannya. Natan juga menyampaikan berita penghukuman Tuhan kepadanya. Daud harus menerima risiko bahwa anak hasil perselingkuhannya dengan Batsyeba akan mati (ayat 14).
Daud memohon kepada Tuhan. Ia menangis dan berbaring di tanah semalam-malaman tanda penyesalannya. Daud berpikir, siapa tahu Tuhan mengasihaninya, sehingga anak itu tetap hidup (ayat 22). Tetapi keputusan Tuhan tidak berubah. Anak itu akhirnya mati.
Ketika anaknya mati, hal yang dilakukan Daud adalah bangun dari lantai, lalu mandi dan berurap serta bertukar pakaian. Ia masuk ke rumah Tuhan dan sujud menyembah. Sesudah itu ia pulang ke rumah dan makan (ayat 20). Apa yang dilakukan Daud membuat para pegawainya heran. Tetapi dalam hatinya, Daud sangat menyadari bahwa kematian anaknya memang harus terjadi karena dia telah berdosa kepada Tuhan. Daud pasrah. Dia sadar bahwa dirinya tidak dapat mengubah keputusan Tuhan. Yang dapat ia lakukan adalah berdoa dan menerima keputusan itu.
Saudaraku, setiap perbuatan jahat pasti ada konsekuensinya. Nasihat bijak menyatakan : Berani berbuat, harus berani bertanggung jawab. Tidak ada “pemutih” (baca : keringanan) dosa. Walaupun Tuhan sudah mengampuni, tetapi kita masih harus mempertanggungjawabkan kejahatan yang sudah dilakukan. Jadi ingatlah, jika kita berbuat dosa sehingga menyakiti hati Tuhan, bersiaplah menerima risikonya. Karena hidup yang kita jalani adalah kehidupan yang tidak lepas dari pertanggung-jawaban di hadapan Tuhan.
GB.27 : 3,4
Doa : (Tuhan ajarlah kami rendah hati menerima keputusan-Mu dan bentuklah kami menjadi pibadi yang bertanggungjawab)