Renungan Malam 10 November 2019
KJ.417 : 1,2 – Berdoa
Rut 1 : 19 – 22
”sebab Yang Mahakuasa telah melakukan banyak yang pahit kepadaku” (ay.20)
Setelah bencana kelaparan di tanah Yehuda berlalu, Naomi memutuskan untuk pulang ke Betlehem. Ketika tiba di Betlehem, kehidupan Naomi jauh lebih buruk dari sebelum ia berangkat ke Moab. Ia berstatus sebagai janda miskin, yang hidup sebatang kara. Suami dan dua anak kandungnya meninggal di Moab. Satu-satunya yang ikut pulang bersamanya ke Betlehem hanyalah Rut, menantunya. Sebagai janda miskin yang tidak memiliki anak dan cucu, sudah bisa dipastikan bahwa Naomi akan menjalani hidup dengan membawa kepatihan yang ia alami selama di daerah Moab. Tidak heran ketika sampai di Betlehem, ia tidak mau lagi dipanggil Naomi (artinya : menyenangkan), melainkan Mara (artinya : pahit).
Dalam kegentiran hidup yang dialaminya, Naomi tidak pernah sekalipun menyalahkan Tuhan. Sebaliknya, ia tetap mengimani bahwa Tuhan adalah Allah yang berkuasa penuh, dan berperan aktif dalam hidupnya (ay.20,21). Iman Naomi kepada Tuhan itu tentu saja sudah sering disaksikan oleh Rut sejak mereka berada di Moab. Bisa dipastikan bahwa hal itulah yang mendorong Rut mengambil keputusan untuk beriman kepada Allah yang disembah Naomi dan berjalan mengikuti mertuanya sampai Betlehem.
Hidup yang dijalani orang percaya bukanlah hidup yang selalu manis dan indah. Kehidupan sarat derita seperti yang dialami Naomi bisa saja menjadi bagian dalam kehidupan orang percaya. Dalam kenyataan hidup seperti itu, kita diingatkan tentang pentingnya hidup dalam iman kepada Tuhan Yesus. Wadah utama dalam membina kehidupan beriman kepada Tuhan Yesus adalah keluarga. Dalam keluarga, orang tua mempunyai peranan penting dalam membina iman anak-anak sebagai generasi penerus. Jika orang tua melaksanakan tugas dan perannya dengan baik, niscaya anak-anak akan hidup dalam iman kepada Tuhan Yesus, dan mereka juga akan memuliakan Tuhan lewat hidup mereka.
KJ.417 : 5,6
Doa : (Ya Tuhan, tolong kami agar tetap teguh dalam iman kepada Kristus di tengah kepahitan hidup agar kehidupan beriman kami menjadi bagi anak dan cucu kami)