Renungan Pagi 12 November 2019
GB. 61 : 1,2 – Beroda
Matius 12 : 46 – 50
“….sebab siapa pun melakukan kehendak Bapa-Ku ………”(ay.50)
Salah satu isu krusial yang dihadapi bangsa Indonesia selain korupsi adalah nepotisme. Nepotisme adalah kecenderungan memberi perlakuan istimewa kepada anak saudara dekat, terutama yang memiliki ikatan darah untuk mendapatkan pekerjaan, kedudukan, jabatan, pangkat, atau fasilitas. Kita harus menyadari bahwa sama seperti praktik korupsi, praktik nepotisme juga merugikan dan merusak. Kisah yang ditutrkan penulis injil Matius hari ini kiranya mendorong kita untuk menolak segala bentuk praktik nepotisme dan hidup mengutamakan kehendak Allah.
Matius menceritakan bahwa ketika yesus sedang mengajar di suatu rumah, tiba-tiba ada seseorang yang menginterupsi-Nya dan menyampaikan bahwa ibu serta saudara-saudara-Nya berada di luar dan berusaha menemui-Nya. Saat itu mungkin sangat banyak orang berkerumun sehingga tidak mudah bagi mereka untuk menemui Yesus. setelah mengetahui bahwa keluarga dekat-Nya datang hendak menjumpai-Nya, ternyata Ia menunjukkan suatu sikap yang mengisyaratkan bahwa Ia mengistimewakan keluarga dekat-Nya. Yesus justru melontarkan sebuah pertanyaan retoris, lalu mengatakan: “siapapun yang melakukan kehendak Bapa-KU di sorga, dialah saudara-Ku laki-laki, dan dialah saudara-KU perempuan, dialah ibu-Ku’. Ia berkata seperti itu bukan karena Ia meremehkan ikatan kekeluargaan, melainkan karena Ia mau menegaskan bahwa melakukan kehendak Allah jauh lebih penting dari segala sesuatu. Setiap orang yang melaksanakan kehendak-Nya adalah keluarga Allah.
Tidak bisa dipungkiri bahwa praktik nepotisme masih banyak terjadi di Indonesia. Di tengah maraknya praktik nepotisme, warga Gereja, baik tua maupun muda harus berkomitmen untuk menolak segala bentuk praktik nepotisme. Sayangnya, masih banyak warga Gereja yang melakukan praktik nepotisme untuk mendapatkan pekerjaan atau jabatan yang baik. Pagi ini kita ingatkan, pekerjaan atau jabatan memang penting, namun hidup mentaati kehendak Allah jauh lebih penting dari segala sesuatu.
GB. 61 : 3,4
Doa : (Ya Tuhan, bimbinglah kami agar kami mampu melakukan kehendak-Mu dalam hidup kami)