Renungan Malam 16 November 2019

GB.62 : 1,5 – Berdoa

Titus 2 : 6 – 8
“dan jadikanlah dirimu sendiri suatu teladan dalam berbuat baik” (ay.7)

Sebagian besar warga kota Solo, Jawa Tengah, tentu tidak asing mendengar nama dokter Lo. Dokter Lo, yang mempunyai nama lengkap : Lo Siaw Ging, adalah dokter keturunan Tionghoa yang sangat populer di kota Solo, bukan hanya karena diagnosanya selalu tepat dan obat yang diberikan sangat manjur, tetapi juga karena ia tidak pernah meminta bayaran dari pasiennya. Bahkan ia kerap kali membantu pasien tidak mampu untuk menebus resep. Setiap bulan ia sering mendapat tagihan resep sebesar 8-10 juta. Kebaikan hati dokter Lo ternyata tidak lepas dari keteladanan hidup dua orang yang sangat berarti dalam hidupnya, yaitu dokter Oen Bong Ing (Dokter Oen), seniornya dan ayahnya.

Dalam surat yang ditulis untuk Titus, Paulus mengingatkan Titus untuk menasihati orang-orang muda supaya mereka menguasai diri (bhs. Yunani : sophroneo), yang artinya tidak lupa diri atau lupa daratan. Tidak cukup hanya menasihati, hal paling penting yang harus dilakukan Titus adalah menjadikan dirinya sebagai suatu teladan dalam berbuat baik. Melalui keteladanan hidup diharapkan orang-orang muda memiliki sikap dan karakter yang baik sehingga mereka mampu menunjukkan kualitas hidup yang baik di tengah sikap hidup para penyesat yang sangat buruk (lihat uraian renungan pagi).

Malam ini ketika kita akan beristirahat, kita diingatkan tentang pentingnya keteladanan hidup. Keteladanan hidup sangat berpengaruh dalam pembentukan sikap dan karakter seseorang. Oleh karena itu, warga gereja, khususnya para orang tua yang tentunya sangat kaya pengalaman, hendaknya selalu memberi teladan yang baik bagi generasi muda sehingga mereka mampu menunjukkan sikap dan karakter yang berkualitas di tengah masyarakat. Pada akhirnya, mereka juga berperan aktif dalam terwujudnya damai sejahtera Tuhan bagi seluruh ciptaan Tuhan.

GB.69 : 1,2

Doa : (Ya Tuhan bimbinglah dengan Roh Kudus-Mu agar kami mampu memberi teladan yang baik di tengah kehidupan keluarga, gereja, dan masyarakat)