Renungan Malam 18 November 2019
GB.18 : 1,2 – Berdoa
Matius 2 : 16 – 18
“… tahu, bahwa ia telah diperdayakan oleh orang-orang majus itu, ia sangat marah”. (ay.16)
Ada saingan ada tantangan. Dua kata misalnya kita ditempatkan dalam sebuah turnamen di dunia olahraga. Dalam kejuaraan olah raga sangan dibutuhkan sikap yang menjunjung disiplin, jujur dan sportif. Tetapi banyak orang tidak menyukai saingan sebab dianggap sebagai penghambat prestasi atau kesuksesan. Tak sedikit pemain ingin diakui sebagai pemenang tapi tidak menyukai tantangan. Orang mudah tergoda untuk berkompetisi dengan cara curang, dan kalau perlu saingan dilenyapkan.
Banyak cara licik dibuat untuk menyingkirkan para pesaingnya. Ia tidak bermain dengan sportif. Nilai sportivitas dan kejujuran diabaikan demi meraih kemenangan. Orang bijak mengatakan bahwa untuk maju seseorang harus punya tantangan menghadapi saingan. Tidak hanya dalam dunia olahraga, pada organisasi lain bisa seperti itu. Istilah dalam sepak bola harus bermain dalam semangat fair play, artinya bermain secara profesional. Jadi adanya saingan disambut sebagai pemicu dan penyemangat memperoleh keberhasilan secara prima dan sempurna.
Tidak begitu dengan Herodes. Ia tidak menyukai saingan, sehingga siapa saja bisa dianggap ancaman yang bisa melengserkannya. Herodes bermain curang dan seperti tanpa dosa ia bertekad membunuh bayi Yesus dan semua bayi lainnya. Mungkin saat ini sedikit seperti Herodes, tapi banyak cara membunuh saingan dengan “pembunuhan karakter” seperti menebar fitnah. Saingan baiklah tidak dipandang sebagai musuh berbahaya. Hidup adalah perjuangan, dan tantangan harus ada, karena merupakan proses yang dapat menggugah kita bersaing secara sehat, sportif dan profesional, baik dalam pekerjaan yakni karir atau usaha, maupun prestasi dalam studi. Saingan melatih diri bersikap jujur.
GB.18 : 3,4
Doa : (Ya Roh Kudus, ajarilah hamba-Mu menyambut pesaing sebagai cara-Mu mengajarkan berbuat jujur)