Renunga Pagi 19 November 2019
GB 39 : 1 – Berdoa
Mazmur 53 : 1 – 7
“Dari surga Tuhan memandang umat manusia, untuk mecari orang bijak yang menyembah Dia” (ay. 2)
Situasi di mana seseorag dalam keadaan kritis atau krisis yang hebat, disebut situasi rentan hati, gampang marah, cemburu, iri hati, sakit hati, patah hati dan sampai-sampai hampir putus asa. Apalagi kalau situasi itu sudah terlalu lama dialami. Batinnya berada dalam “persimpangan” karena mendengar ajakan atau tawaran – entah seperti apa bentuknya – yakni ajakan yang ternyata sifatnya melawan nurani, misalnya kejujuran atau imannya. Tapi menyusul kemudian ada nasihat untuk setia, sabar dan tabah berserah. Gelisah, tegang dan gemetar lalu bimbang sebab dalam pergumulannya terpikir untuk hidup bebas dari deritanya.
Apakah harus menjual harga diri atau imannya? Sementara ia teringat sumpah atau janji setia. Takut dosa. Tak lagi peduli pada perkara demi menjunjung nilai kebenaran dan terciptanya kebaikan bersama sampai harus menjual harag diri sehingga tega mengkhianati kesetiaan atau kejujuran. Apalagi persoalan menyangkut keyakinan yang akhirnya menggiring dirinya pada “persimpangan” atau “taruhan” iman, ia harus berani membuat keputusan yang tepat. Bagaimana supaya tidak menjual harga diri dan iman? Jawabnya, hayati sungguh-sungguh imannya, maka dengan keyakinan tidak menjadi lebah oleh berbagai hinaan, ancaman, celaan, termasuk tekanan hidup yang membuatnya kritis.
Bersikap untuk tetap teguh dan bersandar pada iman dalam masa sulit atau kritis adalah pilihan dan keputusan sendiri. Seorang yang membangun dengan tekut ketaatan kepada Allah, justru teruji dalam keadaan kritis. Hari ini kita beraktifitas lagi dan mungkin pergumulan berat akan dijumpai, tetaplah teguh dalam keyakinan iman dan percaya Roh Kudus menolong kita dalam menghadapinya.
GB 39 : 2
Doa: Ya Roh Kudus, ajarilah hamba yakin, bahwa Dikau akan menolong karena aku memilih tetap setia pada-Mu