Renungan Pagi 20 November 2019
GB 40 : 1, 2 – Berdoa
1 Korintus 6 : 9b – 11
“Jangan sesat!” (ay. 9b)
Beberapa kali sewaktu bertugas dalam pelayanan di rumah tahanan (rutan) atau lebaga pemasyarakatan, saya sering sempatkan mengobrol dengan saudara-saudari seiman yang sementara menjalani pembinaan di tempat itu. Mereka tidak segan menceritakan perbuatan yang menyebabkan dirinya ditahan. Memang ada juga yang merasa tidak diperlakukan dengan adil. Maksudnya, merasa heran kenapa dirinya ditahan dan dituduhkan meakukan sesuatu perbuatan jahat padahal merasa tidak melakukannya. Ya itu urusan lain. Tetapi sebagian besar mereka sudah sadari kekeliruannya dan merasa mulai berubah sejak masa penahanan dijalani. Disadarinya dulu begitu jahat tapi sekarang sudah tidak.
Mungkin kita yang pernah berhadapan dengan seorang yang dulunya dikenal sebagai penjahat, misalnya sewaktu dalam pelayanan di rutan atau LP bisa jadi langsung berpikir, “orang Kristen kok bisa berbuat seperti itu ya? Saya tidak mau seperti itu”. Demikian juga halnya bagi kita yang sudah pernag melakukan sesuatu yang jahat di mata sesame dan Tuhan, sekarang bisa berkata, “itu dulu, sekarang aku sudah tobat”.
Sekarang ketika melihat atau mendengar berbagai kejahatan seperti yang diurai Paulus (ay. 9c-10), kadang kala kita jadi terpaku terhadap semua tindak kejahatan itu. Dari titik itu, “kita terpaku”, bukan hanya berhenti pada pernyataan “aku tidak begitu (lagi)”, tetapi mengantar pada kesadaran, bahwa oleh pekerjaan Kristus dan Roh Kudus kini diri kita menjadi bersih dari dosa sehingga dapat menjadi milik Allah. Jati diri kita ditentukan oleh apa yang kita kerjakan. Artinya, orang lain akan menilai diri kita dari apa yang kita perbuat. Kalau begitu mulai pagi ini, beraktifitaslah dengan kesadaran diri sebagai pribadi yang sudah menyerahkan hidup menjadi milik Allah.
GB 40 : 3
Doa: Ya Roh Kudus, tetaplah bekerja dalam diri hamba-Mu ini, supaya dapat melakukan yang terbaik bagi sesama