Renungan Pagi 22 November 2019

KJ 423 : 1, 2 – Berdoa

Roma 1 : 26 – 27
“… sehingga mereka menerima pembalasan yang setimpal dengan perbuatan mereka yang jahat itu”. (ay. 27)

Masih menyambung suasana renungan pagi, yakni manusia yang cenderung “mengabaikan” Tuhan, sehingga berperilaku se-enaknya saja. Bukan di masa lampau saja orang ingin bebas mewujudkan berbagai keingannya. Dalam himne Penciptaan (Kej. 1). Tuhan menciptakan sekaligus melihat-Nya, bahwa sungguh baik karya-Nya berupa keteraturan yang paripurna. Dengan hikmat-Nya terciptalah keteraturan dengan demikian kehidupan berlangsung tertib dan baik.
Keteraturan menjadi siklus yang memungkinkan setiap bagian berada dan berfungsi semestinya, yakni bereperan untuk memberi hidup bagi diri dan lingkungannya. Tapi kemudian berbagai kekacauan terjadi saat manusia cenderung menempatkan dirinya sebagai tujuan serta pusat untuk semua hasratnya. Demi memenuhi nafsunya, diputusnya siklus atau rantai kehidupan. Manusia mengabaikan norma adat dalam masyarakat dan hukum positif. Nilai-nilai bijak kebudayaan dan agama yang diajakran turun-temurun demi kelestarian ekosistem alami dan harmoni social diabaikan.
Dengan bebasnya sumber alam dieksploitasi tanpa memperhitungkan dampaknya, tanpa malu meraup kekayaan pribadi dan masa bodoh dengan orang lain. Manusia bisa berlaku curang mendapatkan prestasim tega menghina orang tua kandungnya, dendam antar saudara, menodai kemurnian cinta pasangan hidup, menghancurkan keutuhan keluarga, mesum dengan sesame jenis atau mengawini saudara kandung. Itu baru sebagian daftar rusaknya harmoni kehidupan karena menganggap dunia yang bebas.
Seperti halnya Paulus mengingatkan jemaat di Roma, begitu pula kita. Bahwa kecenderungan banyak orang yang mau membangun “dunia yang bebas”, sangatlah meresahkan suasana harmoni social yang hakikatnya tertib. Harmoni dalam persekutuan maupun dalam masyarakat. Keresahan Paulus dalam gaya hidup se-enaknya saja kirannya juga menjadi kereasahan Gereja. Baiklah kita tidak menghakimi, namun marilah terus mengingatkan ajaran Kristus, agar lepas dari bencana dengan membina tatanan untuk hidup harmonis.

KJ 447 : 3, 4

Doa: Ya Roh Kudus, bimbinglah kami untuk berkarya dalam nama-Mu, membina hidup yang teratur