Renungan Malam 23 November 2019

KJ.436 : 1,2 – Berdoa

Roma 2 : 5 – 8
“Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya” (ay.6)

Kasih dan kerahiman ilahi menjadi nyata dalam Kristus. Oleh Kristus kita tidak lagi diperhadapkan dengan murka Allah. Oleh Kristus bayangan murka Allah tergantikan dengan kenyataan penghadilan Allah, kesetiaan kepada uamt-Nya dan berkat yang berkelimpahan. Memang lebih menyenangkan menerima kasih Allah daripada murka-Nya. Sehingga pendekatan pengajaran pun “semestinya” berangkat dari ide “kasih Allah”. Bukan “muka Allah”.

Kata semestinya diberi tanda kutip karena, banyak yang setuju dengan pernyataaan itu, tetapi nyatanya banyak pula yang memulai dengan ide “murka Allah”. Bukankah Yesus telah membebaskan kita dari murka Allah? Jadi misalnya, “kalau kamu tidak memberi persembahan, Tuhan akan marah dan mengurangi berkatmu”. Atau, “kegagalanmu itu karena kamu tidak beribadah”, atau “kamu dan keluargamu bertobat dulu baru kamu sembuh”.

Jadi suasana atau keadaan apa-apa yang buruk dan dianggap sial dinilai akibat/bentuk murka Tuhan. Semua ditakut-takuti dengan gambaran Allah yang murka. Memang, menegur dengan cara begitu lebih ampuh. Lebih bisa didengar daripada teguran yang dimulai dengan konsep kasih Allah, “karena Kristus selalu memberkatimu, mengapa kamu tidak beribadah?”. Padahal teguran seperti itu justru lebih sesuai dengan gambaran Allah yang kita sukai. Dengan demikian kita diajak untuk bersyukur.

KJ.436 : 3

Doa : (Ya Roh Kudus, bimbinglah kami belajar memuliakan keadilan-Mu, agar kami bisa hidup benar di hadapan-Mu)