Renungan Pagi 23 November 2019
KJ 31 : 1, 2 – Berdoa
Roma 2 : 1 -4
“atau kalian pandang enteng kemurahan Allah dan kelapangan hati serta kesabaran-Nya yang begitu besar?” (ay. 4a)
Kepekaan, ya kepekaan batin. Kadangkala kitalemah dan kurang seklai memiliki kepekaan batin. Misalnya, sang suami tidak memberi kebutuhan istrinya dan sang anak tidak peka membalas kerinduan orang tuanya. Mereka tetap sabar sampai akhirnya, kerinduan itu terwujud. Barangkali sikap kita terhadap kebaikkan tindakan rahmat Tuhan Yesus yang sudah dicurahkan-Nya, atau dengan sengaja malah abai dari kasih-Nya yang agung. Ini kurang ajar. Ada nyanyian Gereja yang sungguh mengesankan dari NKB (Nyanyian Kidung Baru) No. 9, judulnya “Engkau Sabar Menanti”. Berikut salah satu baitnya (Bait 2):
Engkau ketuk pintuku, kulihatlah jelas bekas luka di tangan dan muka yang welas.
Sebab dosaku jua terkancing pintuku, dan ‘Kau sabar menunggu kubuka hatiku.
Merenungi syair di atas, memperlihatkan kebenaran dan keadilan Allah yang melatarbelakangi karya pengorbanan Kristus rupanya tidak sampai berakhir di kayu Salib. Dari kasih-Nya, Kristus tidak jemu dan tidak berhenti memberi pengampunan, bahkan tetap sedia untuk terus mencurakan berbagai bentuk kebaikan-Nya. Yakni kebaikan yang mendatangkan selamat, kegembiraan dan ucapan syukur.
Kasih-Nya yang melampaui segala aksi dan pikiran manusia, di mana ketidaksetiaan atau pembangkangan manusia tidak membuat Ia membatalkan pengampunan dan berkat-Nya. Ia masih terus megajak kita untuk merenungkan kemurahan, kelapangan hati dan kesabaran-Nya, sampai kita memiliki kepekaan spiritual, sehingga diputuskannya sendiri untuk hidup menghayati dan mengamalkan cinta-Nya kepada sesame. Semooha dibentangan waktu mulai pagi ini, kita akan semakin mengashi Allah, karena kasih dan kerahiman Kristus yang kita rasakan dan nikmati membuat kita takjub.
KJ 31 : 3, 5
Doa: Ya Roh Kudus, bimbinglah nuraniku memiliki kepekaan untuk membalas cinta-Nya dengan hidup benar