Renungan Pagi, 2 Desember 2019

GB 12 : 1 – Berdoa

Maleakhi 3 : 13 – 18
“Maka kamu akan melihat kembali perbedaan antara orang benar dan orang fasik, antara orang yang beribadah kepada Allah dan orang yang tidak beribadah kepada-Nya.” (ay.18)

Berbagai alas an terdengar dari saudara-saudara yang masih bergumul dalam ketaatan dalam hal beribadah. Mereka bisa berkata : “Saya tidak bisa hadir beribadah keluarga karena masih banyak pekerjaan kantor!”, “Yang penting, hati saya kepada Tuhan!” atau “Bagaimana saya mau kasih persepuluhan, banyak orang lain juga tidak ngasih!” Apakah dengan berkata demikian, kita menjadi maklum dan membiarkan mereka hidup dalam caranya sendiri? Firman Tuhan menegaskan bahwa ada perbedaan antara hidup orang yang setia beribadah dengan yang tidak.
Nubuat Maleakhi menyoroti cara hidup buruk yang diperlihatkan bangsa Israel yang telah kembali ke Yerusalem. Mereka tidak sungguh-sungguh percaya kepada Allah sebab melalaikan perintah Allah memberikan persembahan persepuluhan. Mereka juga meremehkan ketaatan beribah dengan berkata : “Adalah sia-sia beribadah kepada Allah. Apakah untungnya kita memelihara apa yang ada harus dilakukan terhadap TUHAN semesta alam?” (ay.14). Mereka sama sekali tidak percaya kasih Allah yang berjanji bahwa mereka menjadi milik kesayangan Allah untuk selamanya (ay.17).
Minggu Adven mengarahkan kita untuk mempersiapkan hati dan pikiran saat beribadah menyambut kedatangan Yesus sebagai Juruselamat manusia. Selama ibadah yang sudah kita lakukan, adakah kita jadi pendamai dalam persekutuan? Sudahkan sebagai presbiter yang melayani dalam setiap kesempatan ibadah, berlaku rendah hati ketika menyapa warga jemaat dengan ramah dan senyum sukacita? Ibadah jemaat membantu kita untuk saling menghibur dan menguatkan dalam perkataan dan perbuatan. Mari bawa semua anggota keluarga beribadah. Jangan biarkan anggota keluarga kita hidup dalam dunianya sendiri dan terasing tanpa kasih Allah.

GB 12 : 2

Doa : (Bapa Mahakuasa, ampuni jika kami aktif beribadah dan melayani namun masih tidak dapat berdamai dengan saudara kami. Bombing kami dengan Roh Kudus agar dapat mengampuni dengan tulus)