Renungan Pagi 11 Desember 2019
GB 230 : 1 – Berdoa
Mazmur 40 : 12 – 18
“Berkenanlah kiranya Engkau, ya Tuhan, untuk melepaskan aku: Tuhan segeralah menolong aku.” (ay. 14)
Pengubah syair yang disebut Daud, curhat dengan mengungkapkan bahwa ‘malapetaka mengepungnya’ yang tak terhitung banyaknya (ay. 13). Bertubi-tubi ia dilanda ancaman dari berbagai pihak yang ingin mencabut nyawanya (ay. 15). Ia dijadikan sasaran upaya-upaya penumpasan karena mengemban kuasa pemerintah. Daud yang diurapi sebagai raja, diincar Saul dan pendukungnya agar jatuh dan termasuk musuh bebuyutan seperti orang Filistin (lih 1 Sam 18 : 6 dst; 19 : 1 dst; 2 Sam 21 : 15 – 22).
Dalam keadaan terjepit seperti itu, pikirannya hanya kepada Tuhan. Ia meyakini bahwa kasih dan kebenaran Tuhan menjaganya selalu (ay. 12b) dan bahwa ia diperhatikan Tuhan (ay. 18a). Ia juga mengakui kesalahannya yang sangat banyak (ay. 13b) dan berdosa terhadap Tuhan (bdg 41 : 5b). tidak lazim pejabat tertinggi mau mengakui kesalahannya. Ada semacam anggapan oleh sebab itu ia bebas dari hukuman. Di bidang rohani, orang yang memenuhi tuntutan-tuntutan agama dianggap suci, apalagi pejabat rohani tertinggi seperti imam besar. Namun, mereka pun harus mempersembahkan kurban untuk dosanya sendiri (lih Ibr 7 : 27). Hanya ada satu Imam Besar yang saleh tanpa salah dan telah mempersembahkan diri-Nya sebagai kurban sekali untuk selamanya (Ibr 7 : 26, 27b); yang sudi menaruh belas kasihan dan tidak mengingat lagi dosa-dosa (Ibr 8 : 12; bdg Yer 31 : 34b).
Pemazmur mengungkapkan penyebab hidupnya terancam kesalah-salahannya. Ia yakin bahwa Tuhan tidak akan menahan rahmat-Nya untuk menolongnya. Keyakinan itu memberinya damai sejahtera dalam batin dan kemampuan mengatasi tantangan hidup.
GB 230 : 2
Doa : (Sekalipun dating malapetaka dan kesalahan yang menggoyahkan ya Tuhan berilah pertolongan bagi umat-Mu)