Renungan Malam 12 Desember 2019
GB.214 : 1 – Berdoa
Mazmur 42 : 7 – 12
TUHAN memerintahkan kasih setia-Nya…dan aku menyanyikan nyanyian, suatu doa kepada Allah kehidupanku (ay.9)
Ungkapan ‘Allah yang hidup’ muncul (ay.3a) sebagai kepastian kehadiran-Nya dalam hidup yang penuh ketidakpastian. Sementara ada pemahaman bahwa ‘Allah itu mati’ (God is dead), bahkan keyakinan ‘Allah itu tidak ada’. Hanya apa yang terlihat, dipahami, dipegang dan dirasakan, itulah’ yang ada dan nyata’, yang lainnya hanya khayalan yang sia-sia. Kemampuan manusia dan hasil usahanya dijadikan andalan, bukan apa yang dipercaya sebagai landasan agama (lih Zef.2 : 15a). Kalau orang itu ditimpa bencana alam yang merenggut banyak nyawa, dan ia sendiri berada di ambang kematian, mungkin ia baru sadar akan batasan hidupnya. Penulis surat Yakobus mengatakan bahwa hidup itu ‘sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap’ (Yak.4 : 14).
Pada orang-orang tertentu Ia memperlihatkan diri-Nya. Dengan Musa, Allah ‘berhadap-hadapan’ ketika berbicara (Bil. 12 : 8). Bahkan dengan Yakub, Ia bergumul dan mengakui, “Aku telah melihat Allah berhadapan muka, tetapi nyawaku tertolong!” (Kej.32 : 30). Yesus Kristus secara nyata telah datang dalam sosok manusia yang kelihatan. Ia memberikan Diri sebagai sesama manusia, yang melakukan penyembuhan, bahkan kebangkitan dari kematian (Yoh. 6:11; bd Yoh. 6:40-51; Yoh. 5:8-9; Yoh.11:43-44). Ketika Ia mati di kayub salib, Ia kemudian bangkit dari kematian dan menampakan Diri (Yoh.20:8, 19-23). Maut tidak dapat menguasai-Nya (1Kor. 15:54-55). Ia ‘Allah yang hidup’ (Yoh.1:1,4).
Kepastian hidup hanya ada pada Dia yang telah bangkit dari kefanaan hidup dan mengaruniakan dalam kasih ‘hidup kekal’ kepada setiap orang yang percaya kepada-Nya (Yoh.3:16; 6; 46-47). Itulah wujud damai sejahtera yang dialami orang beriman selama hayat dikandung badan!
GB.214 : 3
Doa : (Musuh bisa saja mencela, “Dimana Allahmu?” Namun, lambat atau cepat, ya Tuhan, Engkau akan menunjukkan kemuliaan dan kuasa-Mu yang tidak ada taranya dalam Kristus, Sang Imanuel)