Renungan Pagi 12 Desember 2019
GB 242 : 1 – Berdoa
Mazmur 42 : 1 – 6
“Berharaplah kepada Allah. Sebab aku akan bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku.” (ay. 6g)
Bila nas bacaan ditelaah, didapati empat kali kata jiwaku (ay. 2b, 3a, 5a, 6a). itu menunjuk pada batin pemazmur. Kata itu digabung dengan kata penanda seperti merindukan (ay. 2b), haus (ay. 3a). gundah gulana (ay. 5a), tertekan (ay. 6a). Kata-kata gabungan itu menandakan keberadaan batin penggubah syair ini. Ada kerinduan kuat, tetapi juga kegelisahan karena tertekan. Apa penyebabnya? Dia nyatakan bahwa ada orang yang berkata kepadanya. “Dimana Allahmu?” (ay. 4b). Dengan kata lain, orang itu inginkan dia memperlihatkan Allah atau orang itu bisa melihat Allah atau supaya Allah memperlihatkan diri-Nya, walaupun dalam penglihatan (lih Kej 15 : 1; Bil 12 : 6).
Kata penglihatan jarang digunakan atau ditemukan kecuali dalam ibadah. Orang lebih banyak gunakan kata visi. Orang yang akan dipilih atau diangkat menjadi pemimpin dimintakan untuk menyatakan visinya, bayangannya atau wawasannya ke depan. Yang dirindukan pemazmur ialah “melihat Allah” (ay. 3b). Bagi orang Israel “melihat Allah” itu ialah pergi ke Bait Allah, dimana Allah berada (lih 1 Raj 8 : 13) dan menyatakan kemuliaan-Nya (1 Raj 8 : 11). Kerinduan itu mengandung harapan akan kehadiran Tuhan dalam hidupnya sebagai penolong (ay. 3a, 6b).
Di kurun perjanjian baru, Yesus Kristus menampakkan diri langsung, khususnya kepada orang yang percaya. Selama hayat-Nya Ia menunjukkan diri-Nya sebagai sesama yang sejati kepada siapapun yang Ia temui, termasuk lawan-lawan-Nya. Bagia Dia bukan melihat saja itu penting, tetapi benar-benar percaya. “Berbahagialah mereka yang tidak melihat namun percaya”, ungkapa-Nya (Yoh 20 : 29). Dialah harapan kita satu-satunya.
GB 242 : 2
Doa : Ya Tuhan, di tengah ibadah bersama orang banyak, bisa saja timbul pertanyaan, apakah suara-Mu di dengar dan arahan-Mu dimengerti. Tunjukkan kuasa kasih-Mu dalam setiap langkah hidup kami)