Renungan Malam 14 Desember 2019
GB.345 : 1,2 – Berdoa
Mazamur 72 : 1 – 11
Kiranya keadilan berkembang zamannya dan damai sejahtera berlimpah, sampai tidak ada lagi bulan! (ay.7)
Pada empat ayat awal terlihat tatanan yang diinginkan Allah, yakni hukum dan keadilan, sehingga terwujud ‘damai sejahtera’ dan ‘kebenaran’. Sudah sejak semula, umat-Nya diperhadapkan dengan Kesepuluh Firman sebagai ketaatan yang ditetapkan Allah dan sesama manusia (Kel. 20 : 1 – 17; Ul. 5 : 1 – 22). Ringkasan kesepuluh Firman itu pula yang diingatkan Tuhan Yesus kepada seorang ahli Taurat untuk memperoleh ‘hidup kekal’ (Luk. 10 – 25 – 28).
Berlandasakan hukum ilahi itu seorang raja harus dapat menegakkan dan mengembangkan kebenaran dan keadilan serta mewujudkan damai sejahtera (ay.3 dan 7). Bukan kepentingan dirinya, keluarganya atau kelompoknya yang diutamakan, tetapi seluruh rakyat di seluruh wilayah pemerintahnya. Penggubah syair menyebut ‘sampai ke ujung bumi’ (ay.8b), khususnya kepedulian harus tertuju kepada ‘orang yang tertindas’ dan ‘orang miskin’ (ay.2b, 4). Orang yang menerima kuasa pemerintahan harus benar-benar bersih dan siap berkorban. Seorang pemimpin, khususnya yang diberi kepercayaan memimpin bangsa, lazim disebut ‘gembala’.
Pemazmur menyebut TUHAN itu ‘gembala’ (Mzm.23). Pemimpin sejati itulah Yesus Kristus yang menyatakan, “Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya…” (Yoh.10 : 11). Bukan kekuasaaan yang disanjung dan dihormati, tetapi kesediaan untuk berkorban dan melayani, sehingga terwujud keadilan dan Damai Sejahtera di muka bumi! Yesaya menyebut Dia yang akan datang itu ‘Raja Damai’, yang besar kekuasaannya dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan dalam kerajaannya. (Yes. 9 : 5b – 6b).
GB.345 : 3
Doa : (Tuntun dengan kuasa Roh-Mu, pemimpin bangsa kami, ya Tuhan, agar keadilan, damai sejahtera dan persaudaraan tercipta di bumi Nusantara tercinta!)