Minggu, 22 Desember 2019

GB 294 : 1, 2, 3 – Berdoa

Mazmur 89 : 2 – 5
“Aku hendak menegakkan anak cucumu dan membangun takhta mu turun temurun.” (ay. 5)

Mulade, film fiksi humanis feminis Afrika, karya Ousmane Sembene menceritakan penindasan dan pengekangan kebebasan kaum perempuan di desa Burkinafaso, Afrika Barat. Cole (fata umata couli baly), istri kedua petani kaya sesepuh desa melindungi empat gadis kecil yang melarikan diri karena takut ancaman pisau tajam penyunatan. Ia memelopori melawan adat penyunatan terhadap setiap anak perempuan di desanya dan menganggap keliru. Ia menghadapi sebuah tradisi yang telah mengakar dan memasung kemajuan perempuan; dimusuhi lelaki poligami, tokoh agama dan tradisi masyarakat partriarkat yang menduduka lelaki sangat terhormat di atas perempuan. Seklaipun terancam, Cole tidak menyerah melindungi anak-anak gadis yang berlindung padanya. Ia pun mengajak kaumnya menolak tunduk pada tradisi penyunatan perempuan itu, bahkan menuntut para tokoh agama dan sesepuh desa untuk menghentikannya karena hanya menyengsarakan kaum perempuan. Cole bukan saja memperlihatkan perannya sebagai perempuan, menyatukan kaumnya melawan tradisi masyarakat yang mengukung dan merendahkan mereka, tetapi juga jati diri seorang Ibu yang mengasihi dan memberi rasa aman anak-anak dalam ketakutan/kehilangan masa depan. Sebagai Ibu, mengasihi orang-orang yang hadir dari rahimnya, tidak dapat disirnakan oleh rupa-rupa ancaman. Ia gigih melindungikeluarganya dengan menolak anak gadisnya diritualkan dalam tradisi itu. Oleh tekanan tradisi dan pemuka adat, suaminya dengan penuh kasih mencambukkan sambil menangis akhirnya, pengorbanan Cole tidak hanya berhasil menghadirkan rasa aman bagi anak-anak dan kaumnya, tetapi membawa perubahan tatanan hidup masyarakat yang lebih terbuka dan menghargai perempuan.
Cinta kasih Allah menegakkan anak-cucu Daud juga tergambar dalam peran Cole, ini juga harus menjadi pendorong peran nyata seorang Ibu mengasihi keluarga dan semua orang di sekitarnya. Kelahiran Yesus oleh Roh Kudus melalui rahim dara Maria, selain memperlihatkan penghargaan Allah kepada perempuan juga Allah memungsikan gereja selaku Ibu memanusiakan manusia. Ini bentuk kasih sejati yang harus diterapkan dalam hidup sehari-hari sebagai kesaksian semua orang percaya. Selamat merayakan hari Ibu bagi para Ibu dan selamat menyambut hari Natal tiga hari lagi di depan. Tuhan Yesus memberkati.

GB 297 : 1, 3, 4

Doa : Ya Bapa tolong kami merayakan hari Ibu dan menghayati sukacita Natal lewat tindakan membebaskan sesame dari penderitaan mereka