Selasa, 24 Desember 2019
KJ 90 : 1, 3 – Berdoa
Mazmur 89 : 47 – 53
“Dimanakah kasih setia-Mu yang mula-mula, ya Tuhan..” (ay. 50)
Tak ada yang dapat tahan menghadapi hukuman Tuhan. Karena itu kita yang menikmati kasih setia Tuhan harus selalu menjaga kekudusanNya. Di balik itu kita ketahui bahwa hukuman Tuhan tidaklah dimaksdukan untuk membinasakan, melainkan memurnikan. Ia sedia memulihkan umatNya yang bertobat dan berbalik kepadaNya. Keyakinan seperti itulah yang ada di dalam hati pemazmur, sehingga ia memohon kepada Tuhan dalam seruan yang ke luar dari hatinya terdalam, “berapa lama lagi, ya Tuhan, Engkau bersembunyi terus-menerus, berkobar-kobar murkaMu laksana api?” (ay. 47)
Pemazmur memohon agar kasih setia Tuhan kembali dinyatakan, karena penghukumanNya telah membuat ia dicela dan meanggung penghinaan segala bangsa (ay. 51). Begitulah yang terjadi jika kita menikmati kasih setia Tuhan tanpa menjaga kekudusanNya. Bukan hanya kita yang dicela, tetapi berdampak pula pada umat Tuhan lainnya. Bahkan, kemuliaan Tuhan pun ikut tercela. Hukuman yang dijatuhkan membuat kita kehilangan damai sejahteraNya. Sebagaimana pemazmur, kitapun kemudian berseru-seru kepada Tuhan memohon kasih setiaNya agar kehidupan kita dipulihkan kembali. Pemazmur menyerukan hal itu dengan memohon agar kesetiaan Tuhan dinyatakan sebagaimana Ia telah menjanjikanNya dengan sumpah kepada hambaNya, Daud.
Nanti malam kita akan beribadah bersama menyambut Malam Natal. Kita bersyukur, di dalam Kristus kita berjumpa dengan Allah yang setia dan yang slalu mengingat janji keselamatanNya bagi kita. Kita menyambutNya dengan keyakinan bahwa kedatanganNya akan emmulihkan kita dari beban dosa. Ia hadir untuk memenuhi kerinduan umatNya yang memohon agar kasih setia Allah kembali berlaku terhadap umatNya. Marilah kita sambut Natal Kriistus dengan penuh syukur, karena di dalam Dia kasih setia Allah dinyatakan bagi kita.
GB 132 : 1, 2
Doa: Ya Tuhan, janganlah berlambat-lambat menyatakan kasih setiaMu bagi kami. Datanglah dan pulihkanlah kami yang lemah ini)