Renungan Malam 27 Desember 2019
GB.150 : 1,4 – Berdoa
1 Yohanes 1 : 5 – 10
“…hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang,…” (ay.7)
Kementrian Natal tidak terlepas dari lampu-lampu hias yang menyala terang di pohon Natal. Bahkan, ada juga yang menyebut pohon natal sebagai Pohon Terang. Bukan hanya karena ada lampu hias yang terang, tetapi karena maknanya sebagai gambaran dari Dia yang datang sebagai manusia, “Allah yang adalah terang.” Di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan (ay.5). Merayakan Natal berarti menyambut Sang Terang dan mempersilahkan-Nya bertakhta di palungan hati kita.
Dengan demikian kita ada dalam persekutuan dengan Dia. Hidup bersekutu dengan-Nya menjadikan kita beroleh penyucian dari segala dosa oleh darah-Nya. Ia yang suci dan kudus, karena kasih-Nya, sedia datang ke dalam dunia dan sedia bersekutu dengan kita yang berdosa. Begitulah seharusnya kasih-Nya kita hayati saat kita memaknai Natal di hari-hari berikutnya. Sang Terang itu datang ke dalam dunia menjumpai kita agar kita disucikan oleh darah-Nya. Kita yang dipersekutukan dengan Sang Terang tidak sepantasnya tetap hidup dalam kegelapan. Terang pasti menghalau kegelapan juga kegelapan yang ada di dalam diri kita. Kegelapan membuat kita tidak melakukan kebenaran, sehingga persekutuan kita satu dengan yang lain kehilangan damai sejahtera.
Natal mengantar kita mengakhiri tahun ini untuk memasuki tahun yang baru. Biarkan Yesus Sang Terang menerangi jalan hidup dan hati kita. Terang-Nya akan menghalau kegelapan hati kita; membuat kita layak hidup dalam persekutuan dengan Dia dan dimampukan untuk hidup penuh damai sejahtera dalam persekutuan dengan sesama. Dengan demikian sukacita dan kebahagiaan Natal terus berlanjut dalam kehidupan kita kini dan selamanya.
KJ.424 : 1,2,4
Doa : (Tuntunlah kami dengan Terang-Mu untuk menikmati damai sejahtera-Mu)