Renungan Malam 29 Desember 2019

KJ.446 : 1 – Berdoa

Yesaya 52 : 3 – 10
Sebab itu umat-Ku akan mengenal nama-Ku pada waktu itu mereka akan mengerti bahwa Akulah Dia yang berbicara, ya Aku! (ay.6)

Penderitaan yang dialami orang-orang Yehuda di tanah pembuangan di Babel sudah mencapai puncaknya. Perasaan duka karena terbuang dari tanah air dan rasa terhina sebagai bangsa yang dikalahkan meruntuhkan semangat iman mereka. Setiap hari mereka mendengar ejekan dan hujatan orang Babel yang menyatakan bahwa kuasa ALLAH-nya orang Yehuda sudah ditaklukkan oleh para dewa. Oleh karena itu, orang-orang Yehuda tidak mungkin dapat pulang kembali ke Yerusalem. Keadaan ini membuat orang-orang Yehuda meratap dan makin putus harapan.

Dalam situasi menyedihkan ini, nabi Yesaya bernubuat. Pertama, TUHAN akan membuat perhitungan dengan orang Babel yang telah menghujat nama-Nya. Kedua, TUHAN akan menunjukkan kuasa-Nya di hadapan semua bangsa dengan cara menuntun orang-orang Yehuda di pembuangan untuk kembali ke Yerusalem. Firman TUHAN yang disampaikan nabi Yesaya menguatkan kembali iman umat agar tetap percaya akan kasih TUHAN atas hidup mereka. Mereka harus tetap bersabar karena pada saatnya TUHAN akan bertindak untuk membawa mereka pulang kembali ke Yerusalem.

Dalam kehidupan sehari-hari sebagai umat TUHAN, pasti kita juga pernah mengalami tekanan hidup yang berat. Di tengah situasi itu kita rindu pertolongan TUHAN terjadi atas hidup kita. Namun mengapa kita tidak merasakannya? Mengapa TUHAN tidak segera hadir menolong? Saudara, TUHAN kita tetap TUHAN yang mengasihi. Pertolongan-Nya atas kita didasarkan pada kasih-Nya terhadap kita. Namun ingat! TUHAN bertindak bukan berdasarkan atas keinginan kita, melainkan atas rencana-Nya yang indah bagi hidup kita. Mari di dalam iman kepada TUHAN Yesus, kita tetap bersabar menanti karya-Nya yang indah itu. Jangan putus asa dalam pengharapan karena TUHAN Yesus akan segera bertindak di tengah hidupmu!

KJ.446 : 3

Doa : (Ya Tuhan, ajar aku untuk tetap setia dalam iman saat menantikan karya-Mu yang indah merendahkan badai pergumulan hidupku)